Daerah

Santri Al-Inayah Jambi Punya Tradisi Potong Ayam Jago Sebelum Akhirussanah

Rab, 1 Mei 2019 | 16:45 WIB

Tebo, NU Online
Pondok Pesantren Al-Inayah Desa Perintis, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi punya tradisi unik ketika hendak akhirussanah. Sebagai wujud syukur, setiap santri akan berkurban satu ayam jago. Ayam yang disembelih tersebut dibawa dari rumah masing-masing.

Selanjutnya, setelah disembelih para santri akan ramai-ramai di tengah pondok mencabut bulu ayam secara jamaah. Setelah sebelumnya ayam tersebut direndam di dalam air panas. Kemudian baru lah isi perutnya ayam dibersihkan dan dikumpulkan menjadi satu. Daging ayam ini nantinya digunakan untuk makan bersama dan menjamu tamu undangan saat akhirussanah.

"Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama, bentuk syukuran," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Inayah KH Muhammad Rifai Abdullah saat acara akhirussanah di Pesantren Al-Inayah, Rabu (01/5).

Ia juga menyarankan bagi santri yang diwisuda hari ini untuk tetap di pesantren setidaknya enam tahun. Hal ini guna menyempurnakan ilmu yang didapat.

"Bagi lulusan Tsanawiyah lanjutkan di sini, kalau tidak bisa lanjutkan ke pondok lain, asal di pesantren. Karena selama 3 tahun diajar di pondok, kemudian dimasukan ke sekolah umum, saya kuatir bagi yang muslimah akan mencopot hijabnya makanya lanjutkan ke pesantren," jelasnya.

Ia berharap orang tua santri juga berperan aktif dalam memantau tumbuh kembang anaknya. Jangan dibiarkan dan cuek dengan pendidikan anak. "Orang tua yang harus mengarahkan," imbuhnya

Kiai Rifai menambahkan, di pesantren santri diberikan pendidikan karakter yang baik dan kemandirian. Karena diharapkan para santri setelah boyong nanti bisa berguna bagi masyarakat. Ia juga menegaskan, bila dalam mendidik santri para ulama mengedepankan kasih sayang. Marahnya para kiai tak lebih untuk mendidik santri agar lebih baik.

"Kemampuan kami sampai disitu, seandainya ada kekhilafan dan kekurangan seperti marah itu adalah bentuk didikan kami, jadi itu bukan marah," tambah Kiai Rifai.

Menurut Kiai Rifai, saat ini pesantrennya membuka Agro Wisata Pesantren Preneur dengan tujuan mengembangkan bakat santri. Dengan begitu, para mendapatkan ruang untuk mengembangkan potensi terbaiknya dan menciptakan santri memiliki kemampuan entrepreneur, komunikasi dan digital marketing.

"Ini adalah impian kami sebagai salah satu ikhtiar kami mencetak generasi rabbani, mencetak kader-kader peradaban yang ahli fikir, ahli dzikir, ahli ikhtiar yang handal dan terampil," ungkapnya,

Alumni Pondok Pesantren Pancasila Salatiga ini secara khusus meminta para santri untuk tidak berhenti belajar dan mudah puas. Hal ini dikarenakan tantangan kedepan jauh lebih berat dan komplek. "Pesan dan harapan saya setelah tamat lanjutkan ke pendidikan lebih tinggi," tandasnya. (Syarif/Abdullah Alawi)