Daerah

Santri se-Kalbar Ikuti Bahtsul Masail di Pesantren Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah

NU Online  ·  Ahad, 25 Maret 2018 | 04:00 WIB

Kubu Raya, NU Online
Hari ini, Ahad (25/3) diselenggarakan musyawarah kubro yakni bahtsul masail antar pesantren se-Kubu Raya dan Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah, Parit Surabaya, Sungai Ambawang, Kubu Raya tersebut merupakan yang pertama di provinsi ini.  

Kegiatan merupakan kerja sama antara Yayasan Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah dengan Ikatan Santri dan Alumni Al-Khalikiyah yang diprakrsai oleh Gus Fawaid Azman, putra KH Hanafi Khalil.

“Musyawarah akan membahas empat masalah kekinian, yakni hukum bagi provokator, menerima komisi, memakai aplikasi bajakan dan hukum memajamg foto ulama,” kata Gus Fawaid Azman, Sabtu (24/3). Ia juga menjelaskan, di akhir pelaksanaan bahtsul masail ada musyawarah tentang kelanjutan musyawarah kubro ini di tahun-tahun berikutnya. 

Segala persiapan sudah dirampungkan, baik berkenaan dengan kelengkapan maupun teknis. Aula untuk tempat pelaksanaan, kamar penginapan peserta, kitab sebagai refrensi, LCD proyektor sebagai pelengkap visual, semuanya sudah siap. Begitu juga, petugas musyawarah yang meliputi dewan mishahhih, perumus, notulen dan moderator, telah bersedia.

“Musyawarah Kubro kali ini melibatkan beberapa pesantren yang ada di Kubu Raya dan Kota Pontianak, yang mana masing-masing pesantren mengirimkan dua delegasi peserta,” katanya. 

Bahkan menjelang pelaksanaan musyawarah kubro, panitia yang terdiri dari santri dan alumni pesantren setempat melakukan simulasi proses musyawarah di aula pesantren putra. Hal ini dilakukan dalam rangka memantapkan kegiatan yang dilaksanakan. (Fais/Ibnu Nawawi)