Daerah HARLAH KE-61 SARBUMUSI

Sarbumusi NU Terus Dorong Hubungan Industrial yang Kondusif

Sel, 27 September 2016 | 17:15 WIB

Jakarta, NU Online
Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) merupakan Badan Otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang menangani persoalan perburuhan. Sarbumusi tepat beruisa 61 tahun pada Selasa (27/9) sejak berdiri 27 September 1955 di pabrik gula Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Sejauh mana upayanya untuk buruh? Adakah hanya oganisasi sekadar, tanpa harakah atau gerakan?

Presiden Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Nahdlatul Ulama (DPP K Sarbumusi NU), Syaiful Bahri Anshori, di Jakarta, Selasa (27/9) menegaskan bahwa menjadi Serikat Buruh yang Representatif, Bebas, Independen dan Rahmatan lil-Alamin untuk Mewujudkan Hubungan Industrial yang Harmonis dan Berkeadilan, merupakan visi organisasi dipimpinnya.

"Sarbumusi selalu mendorong terciptanya hubungan industrial yang kondusif  dan sesuai dengan perundang-undangan berlaku di negara Indonesia ini. Kekuatan Sarbumusi tidak hanya terletak pada historis organisasinya saja," ujar Syaiful didampingi Sekretaris Jenderal Eko Darwanto.

Di masa awal berdiri, Sarbumusi pernah mengalami masa kejayaan dengan anggota mencapai 2 juta orang sehingga mampu menjadi pesaing kuat Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) organisasi buruh milik Partai Komunis Indonesia (PKI) ketika itu.

"Pembelaan dan advokasi perselisihan hubungan industrial, pendampingan dalam pembuatan perjanjian kerja bersama, advokasi serta mendorong regulasi ketenagakerjaan yang memberikan keadilan dan kesejahteraaan buruh adalah langkah-langkah kami tempuh hingga kini," imbuh Syaiful lagi.

Wakil Presiden DPP K Sarbumusi Sukitman Sudjatmiko, menyebutkan masih terdapat problematika perburuhan dialami di Indonesia. "Persoalan perburuhan masih berada diseputar hak-hak normatif yang terus dilanggar oleh pengusaha. Sehingga dibutuhkan regulasi yang jelas dan berpihak kepada kaum buruh, sebagaimana pemerintah Thailand atau Jepang yang memberikan perlindungan bagi petaninya," ujar 

Berkaitan dengan problemtika buruh, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, Jumat (23/9) saat mengukuhkan Pengurus DPP K Sarbumusi NU masa khdimat 2016-2021, di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, meminta Sarbumusi harus terus melakukan harakah untuk mengangkat harkat dan martabat kaum buruh NU khususnya, Indonesia umumnya. (Gatot Arifianto/Fathoni)