Daerah

Sarjana Ini Acung Jempol untuk DTD Ansor Kasui Way Kanan

Sen, 19 Maret 2018 | 23:00 WIB

Way Kanan, NU Online
Demsy Presanov, warga Desa Kalipapan, Kecamatan Negeri Agung, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, memberi nilai positif atas penyelenggaraan Diklat Terpadu Dasar (DTD) Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kasui Kabupaten Way Kanan yang berlangsung di Pesantren Darusa'adah asuhan Kiai Subhan.

"Melintasi api sedikit takut, tapi gengsi juga kalau tidak berani melintas apalagi saya siswa terakhir yang harus melewati api dan arangnya telah berubah menjadi bara seperti untuk membakar sate," ujar Sarjana Ilmu Politik satu perguruan tinggi di Yogyakarta itu, di Blambangan Umpu, Selasa (20/3).

Setelah melintasi api, ujar Demsy yang mengikuti kaderisasi Pemuda Ansor di Kasui itu mengaku, ujung jari manis satu kakinya melepuh karena ada bara yang menyelip.

"Tapi tidak pedih dan itu membuat saya semakin berani dan percaya diri," kata dia sembari tertawa.

Kendati menilai dukungan audio visual yang minim dalam penyelenggaraan DTD dimaksud, secara keseluruhan, Demsy yang merupakan jurnalis televisi di Lampung itu memberi nilai delapan atas seluruh rangkaian kegiatan kaderisasi pemuda Nahdlatul Ulama (NU) di Way Kanan.

"Jelajah medan dan kegiatan caraka malamnya mantap dan keren, doktrin disampaikan juga masuk," kata dia yang tertarik mengikuti DTD untuk meningkatkan kapasitas diri dan ngalap (berharap) barokah itu lagi.

PAC Ansor Kasui menggelar DTD pada Jumat hingga Ahad (16-18/3) yang diikuti 104 peserta, 30 perempuan dan sisanya laki-laki dan peserta yang dinyatakan lulus sejumlah 100 orang.

"Terima kasih atas partisipasi berbagai pihak yang tidak bisa kami sebut satu persatu dalam membantu kegiatan kami. Mohon maaf jika banyak kekurangan," ujar Hidayat, Ketua Panitia Pelaksana DTD Ansor Kasui.

Ketua PC GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto mengatakan, kekurangan seperti yang disampaikan oleh peserta terhadap pelaksanaan DTD tentu menjadi catatan untuk perbaikan penyelenggaraan kaderisasi mendatang.

"Kaderisasi Ansor dan Banser bukan sekedar persoalan fisik, namun juga bagaimana ketersampaian materi dan doktrin pada peserta dengan latar belakang beragam. Kami tidak akan pernah membuat kader plonga-plongo, kaderisasi tidak boleh seumpama membuat rumah tanpa pondasi. Insya Allah, kaderisasi mendatang akan lebih kokoh dengan adanya evaluasi dan masukan dari berbagai pihak," ujar Gatot. (Erli Badra/Muiz) Â