Daerah

Sedia Payung sebelum Hujan

NU Online  ·  Jumat, 1 Mei 2009 | 08:30 WIB

Serang, NU Online
Seiring dengan ancaman bencana yang terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota di Banten, sebanyak 1.127 anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten siap bergerak. Pernyataan itu disampaikan Sekjen Tagana Banten Gatot di sela peresmian Sekretariat Pusat Koordinasi Tagana Banten, di Jalan Lingkar Selatan-Ciracas, Kota Serang, Kamis (30/4).

Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Banten Yunadi Syahroni, mewakili Gubernur Banten Rt Atut Chosiyah yang berhalangan hadir. Begitu juga dengan Ketua Tagana Banten Andika Hazrumy. Karena sakit, Andika urung hadir pada acara tersebut.<> 

"Kami sudah pernah memetakkan titik-titik rawan bencana di setiap kabupaten/kota di Banten. Baik bencana yang disebabkan oleh alam maupun kesalahan manusia. Karena itu, secepatnya akan dibentuk tim reaksi cepat (TRC), yang akan menjadi ujung tombak Tagana ketika terjadi bencana," kata Gatot.

Gubernur Banten Rt Atut Chosiyah dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinsos Banten Yunadi Syahroni menyatakan, secara geografis, wilayah Banten memang rawan terjadi bencana. Gubernur misalkan tentang letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang menewaskan lebih dari 36 ribu jiwa. Yang terbaru, adalah jebolnya tanggul Situ Gintung di Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel, 27 Maret silam, dan menewaskan 99 orang penduduk sekitar.

"Ini semua harus diantisipasi. Tagana sebagai organisasi mitra pemerintah harus menjadi yang terdepan ketika bencana terjadi. Kami berharap, keberadaan pusat koordinasi ini menjadi sarana bagi anggota Tagana Banten untuk berkumpul menyusun program kerja," kata Yunadi.

Di akhir acara, usai pengguntingan pita tanda peresmian sekretariat, Yunadi memberikan bantuan insentif dari gubernur kepada perwakilan Tagana di masing-masing kabupaten/kota. "Sejak terbentuk tahun 2007 silam, Pemprov Banten belum sempat menganggarkan dana insentif ini," kata Yunadi. (zen)