Daerah KONFERWIL IPNU JATIM 2018

Sejumlah Pelajar di Nganjuk Miliki Usaha yang Mendunia

Kam, 2 Agustus 2018 | 22:00 WIB

Banyuwangi, NU Online
Tidak sedikit usahawan tangguh di sejumlah daerah. Mereka bertahan dengan kreasi yang dimiliki, bahkan mampu menjadi pemuda dan pelajar kebanggaan di komunitasnya. Seperti yang ditunjukkan Bengkel Seni Kayu.

Sejumlah terobosan dilakukan anak muda ini untuk dapat mempertahankan, bahkan memajukan usahanya. Dari mulai membuat desain, pembagian tugas, hingga promosi. Semua akhirnya berbuah manis.

Setidaknya itulah cerita yang disampaikan usaha souvenir Bengkel Seni Kayu yang merupakan wirausaha bersama pelajar dan pemuda di Desa Banjaranyar, Kecamatan Tanjunganom, Nganjuk, Jawa Timur. “Dalam berbisnis ini terdapat tujuh orang yang berperan sebagai anggota yang biasa disebut mitra,” kata Kholid Ismatulloh, Kamis (2/8).

Ketujuh mitra memiliki peran masing-masing di antaranya sebagai tenaga administrasi, tukang potong, hingga penyablon, lanjutnya saat presentasi di ajang Konferensi Wilayah atau Konferwil Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Jawa Timur di Banyuwangi.

Menurut Kholid Ismatulloh, usahanya tidak terlepas dari saling mendukung. Pepatah mengatakan berwirausaha tanpa jejaring tidak akan mampu mempertahankan nilai jual pada produk. “Karenanya, setelah produk berhasil dibuat, maka kami menggunakan komunitas Santrichannel sebagai jejaring santri di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri untuk menjual produk,” ungkapnya.

Bengkel Seni Kayu memiliki cara kerja tersendiri. Para santri dan pelajar membagi waktu kerja membuat karya seni berupa aneka gantungan kunci. “Selain itu, kami memberikan lapangan kerja bagi santri dan pelajar yang masih duduk di bangku sekolah,” jelasnya.

Menurut presentator lain Moh Syarofuddin, bengkel seni kayu ini menerapkan sistem borongan dalam mengerjakan produk. Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan jam kerja setiap mitra. “Dengan sistem borongan, semua anggota dapat bergantian datang dan bekerja di bengkel setelah pulang sekolah,” urai Syarofuddin. Sasaran dalam pengembangan usahanya, menunggu order lewat online, juga menjual produk di tempat wisata.

Sedangkan bagian dari mempromosikan produk adalah santrichannel yang menjadi wadah jejaring santri se-Indonesia. “Dalam perkembangannya, santri channel telah merekrut ribuan anggota dan menghidupan channel Youtube nya,” ungkapnya. Omset setiap bulannya mencapai puluhan juta dan mengantarkan produknya sampai ke luar negeri, lanjutnya.

Dengan ikhtiar ini, sejumlah manfaat dapat diraih. “Yakni kesempatan mengasah kreasi, memberikan lowongan pekerjaan, pemasukan tambahan, hingga terbukanya jejaring antarsantri di tanah Air,” tandasnya. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)