Daerah

Selain Tradisi, Halal Bihalal Termasuk Syariat Agama

Sab, 9 Juli 2016 | 06:01 WIB

Kudus, NU Online
Sudah menjadi kebiasaan mayoritas muslim di Indonesia pada momentum Lebaran tidak ketinggalan mengadakan tradisi yang dinamakan Halal bihalal. Acara yang rutin digelar oleh masyarakat di bulan Syawal sejak puluhan tahun silam ini diyakini sebagai tradisi yang selaras dengan ajaran Islam.

Masyarakat dari generasi ke generasi berupaya melestarikan tradisi Halal bihalal bukan tanpa sebab. Misal yang dijalani oleh keluarga besar keturunan Mbah Mastam dan Mbah Zonah. Pasangan yang wafat puluhan tahun silam itu pernah tinggal di desa Papringan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mempunyai 7 anak, kemudian hingga kini beranak pinak sampai melahirkan anak, cucu dan cicit yang jumlahnya sudah ratusan.

Sementara itu, Halal bihalal keluarga besar yang menyebut keluarga mereka sebagai Bani Mastam-Zonah itu pada tahun ini terselenggara sudah berlangsung 17 kali, diselenggarakan setiap pekan pertama bulan Syawal.

Menariknya, Halal bihalal keluarga besar tersebut selalu diisi dengan pembacaan tahlil dan surat Yasin untuk mendoakan anggota keluarga yang sudah meninggal, ceramah agama serta ditutup dengan bersalam-salaman.

Dalam kesempatan tersebut, KH Masykuri yang ditunjuk mengisi ceramah menyampaikan pada dasarnya silaturrahim merupakan inti dari Halal bihalal yang bertujuan untuk menyambung kasih sayang dan menghilangkan rasa dendam, sehingga antarkeluarga bisa saling mengasihi dan saling mencintai.

"Kalau berkumpul seperti ini rasanya senang bukan? Rasanya kita ingin berlama-lama sebab setahun ada yang tidak bertemu," tutur kiai Masykuri di hadapan ratusan anggota keluarga Bani Mastam-Zonah, Jum'at (8/7) siang, di salah satu kediaman keluarga di desa Daren, Jepara, Jawa Tengah.

Ia menjelaskan bahwa silaturrahim itu bukan budaya, tapi memang syariat Allah. Hal ini sudah diterangkan di berbagai hadis Nabi yang menerangkan keutamaan pentingnya silaturrahim.

Dalam bulan Ramadhan, lanjut Kiai Masykuri, apabila seseorang dalam keadaan beriman maka akan diampuni dosa-dosa yang hubungannya dengan Allah semata. Ia mengingatkan bahwa dosa-dosa yang hubungannya dengan manusia akan diampuni apabila saling memaafkan satu sama lain.

"Dosa-dosa yang kaitannya dengan sesama manusia tidak akan diproses Allah apabila tidak ada acara Halal bihalal," tegas guru di MTs NU TBS Kudus itu. “Dengan niat yang sama, mari kita dari rumah saling memaafkan,” ajaknya. (M. Zidni Nafi’/Fathoni)