Daerah HARI SANTRI 2016

Inilah Sertifikat Latihan Hizbullah

Sab, 22 Oktober 2016 | 13:02 WIB

Solo, NU Online
Pada 14 Oktober 1944, lahir barisan Hizbullah yang diinisiasi oleh para pemimpin organisasi Islam, antara lain KH Wahid Hasyim dan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, yang ketika itu merupakan Rais Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, sekaligus Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia.

Untuk menindaklanjutinya, kemudian diadakan penggodokan (latihan calon opsir pemimpin Hizbullah) yang diikuti oleh 500 pemuda Islam dari 25 Karesidenan di seluruh Jawa dan Madura. Para peserta hampir sebagian besar, adalah para santri utusan dari berbagai pesantren.

Para peserta pelatihan, digembleng secara khusus oleh para kiai. Bagian kerohanian antara lain ditangani oleh KH Mustofa Kamil (Jawa Barat) dalam bidang kekebalan jasmani, KH Mawardi (Solo) di bidang tauhid, KH Zarkasyi (Ponorogo), KH Mursyid (Pacitan), KH Syahid (Kediri), KH Abdul Halim (Majalengka) di bidang politik, KH Thohir Dasuki (Solo) untuk bidang sejarah, KH Roji’un (Jakarta) dan KH Abdullah.

Pelatihan tersebut dipusatkan di daerah Cibarusa Jawa Barat. Usai dilatih selama hampir 3,5 bulan, 500 pemuda santri yang telah dilatih tersebut, kemudian mereka dikembalikan ke daerah masing-masing. Mereka yang telah lulus, mendapatkan sertifikat yang ditandatangani oleh KH Hasyim Asy’ari.

Yang menjadi salah satu ciri para Hizbullah dan Laskar Sabilillah, sebelum berangkat berperang, layaknya kaum santri, terlebih dahulu mereka sowan kepada para kiai untuk memohon restu agar selamat dalam pertempuran dan dapat berhasil mengalahkan musuh. (Ajie Najmuddin)

Sumber terkait: Buku “Hizbullah Surakarta 1945-1950” (Soepanto, 1992)