Daerah

Siswa SMA Kanisius Jakarta ‘Mondok’ Lagi di Pesantren Cinta Rasul Bogor

Kam, 31 Oktober 2019 | 03:20 WIB

Siswa SMA Kanisius Jakarta ‘Mondok’ Lagi di Pesantren Cinta Rasul Bogor

Siswa SMA Kanisius Jakarta membaur bersama santri Pesantren Cinta Rasul Bogor, Jawa Barat (Foto: Pesantren Cinta Rasul Bogor)

Bogor, NU Online
Sebanyak 20 siswa SMA Kanisius Jakarta mengadakan kegiatan live-in di Pesantren Cinta Rasul Kabupaten Bogor, Jawa Bara. Live-in dimulai 29 Oktober 2019 hingga 1 November 2019. Live-in di Pesantren Cinta Rasul merupakan kali kedua, setelah dilakukan kegiatan yang sama tahun lalu.

Selama live-in siswa SMA Kanisius mengikuti berbagai kegiatan yang ada di pesantren tersebut. Mulai dari belajar menulis huruf Arab dan kaligrafi, makan bersama di wadah nampan dan minum ala santri, tidur beralaskan karpet di asrama seadanya. Mereka juga bermain bola (futsal) dan voli, hiking ke Curug Kartini, berlomba panjat dan tancap bendera NU, belajar musik kasidah hadrah, roan (kerja bakti) membersihkan pondok, hingga diskusi mengupas pelajaran sekolah serta belajar fiqih bersuci, dan jenis-jenis air suci dan mensucikan.
 
Uniknya, semua kegiatan itu harus dilakoni para siswa persis seperti yang dilakukan para santri yakni tetap berkopiah hitam dan bersarung termasuk di saat kegiatan di luar kelas. 
 
Humas Program Live-in SMA Kanisius Jakarta, Yacobus Hartono, menjelasakan pada tahun ini sebanyak 231 siswa yang 'mondok' di 12 pesantren di sekitar provinsi Jawa Barat dan Banten. Salah satunya di Pesantren Cinta Rasul Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Kami berharap para siswa kami bisa mengalami, merasakan,  melihat kehidupan pesantren secara riil dan bisa mengambil nilai-nilai yang ada di pesantren," papar FX Hartono.
 
Menurutnya, dengan saling kenal dan memahami maka akan saling menghargai sehingga bisa membentuk jaringan keberagaman demi berlangsungnya NKRI.
 
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Cinta Rasul mengaku mengapresiasi sekali kegiatan ini untuk menjalin ukhuwah insaniyah dan ukhuwah basyariyah. 

"Saatnya kian menguatkan keindonesiaan kita bersama-sama, termasuk bersama kalangan non-Muslim. Di program ini, mereka bisa belajar mengenal Islam yang rahmatan lil alamin. Sementara itu santri kami pun bisa menunjukkan akhlak yang baik, kerja sama, toleransi, saling berbagi, dan lainnya," kata Abdul Basit Mahfuf.
 
Selain itu, selaku Ketua PC RMINU Kabupaten Bogor, pihaknya menyambut baik program ini yang merupakan hasil kerja sama SMA Kanisius dengan Pengurus Pusat RMINU.
 
Perlu diketahui, Pesantren Cinta Rasul Bogor, didirikan pada tahun 2007 sebagai jawaban atas kebutuhan dan harapan masyarakat setelah pendirian Yayasan Masjid Jami' An-Nur pd 2005 yang mengelola TK, TPQ, dan SMPIT Cinta Rasul.

Pesantren Cinta Rasul berlokasi di Desa Cijujung, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, sekitar 10 kilometer arah barat Kampus IPB Dramaga.  Awalnya adalah yayasan atau lembaga sekolah formal pertama tingkat SMP. Siswanya berasal dari wilayah setempat, hingga pada 2007 mulai mendaftar siswa dari Jabodetabek dan sekitarnya.

Perkembangan ini yang mendorong disediakannya asrama atau pondok dengan para pengajar alumni beberapa pesantren seperti Gedongan dan Buntet Pesantren Cirebon, Tegalrejo Magelang, dan Sunan Pandanaran Yogyakarta.
 
"Alhamdulillah selain di pesantren kami, tahun ini kegiatan serupa juga diadakan bersamaan di Ponpes Modern Sahid Pamijahan, Kabupaten Bogor,” katanya.
 
Editor: Kendi Setiawan