Probolinggo, NU Online
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, yang tergabung dalam Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKGMI) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Malang dan Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) Surabaya menggelar Workshop Smart Teaching bagi guru MI dan pesantren yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kota Kraksaan.<>
Lokakarya yang digelar di aula Pesantren Lubbul Labib Desa Kedungsari Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo, 3-4 Mei 2014, ini diikuti oleh 170 peserta. Tidak hanya itu, workshop smart teaching ini juga diikuti oleh para guru Raudlatul Athfal (RA).
“Saya menyampaikan apresiasi atas digelarnya kegiatan ini. Sebab baik panitia maupun peserta merupakan warga NU yang ingin bersama-sama memajukan pendidikan, khususnya yang berada di bawah naungan LP Ma’arif NU. Semoga kegiatan ini mampu memberikan dampak yang positif bagi perkembangan pendidikan madrasah dan pesantren,” ujar Ketua PC LP Ma’arif NU Kota Kraksaan Taufik.
Kesuksesan lokakarya itu tidak lepas dari peran para koordinator pembantu KPI di Kabupaten Probolinggo. Yakni, Hosnan, Siti Nur Tamami, Hasan dan Kholid Mustafa. Mereka adalah para pengurus NU di PCNU Kota Kraksaan yang memiliki jabatan strategis baik di lembaga, lajnah dan badan otonom.
“Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh para guru NU untuk bisa meningkatkan kualitas dan kompetensinya. Sebab jika tidak, maka mereka akan tertinggal dengan pesatnya perkembangan dunia pendidikan dari waktu ke waktu,” ungkap Ketua PC Pergunu Kota Kraksaan Izzudin.
Dalam lokakarya yang digelar sehari ini, para peserta mendapatkan materi dari ustadz Arif Santoso, trainer KPI Surabaya. Menurutnya, Smart Teaching merupakan cara pembelajaran yang cerdas dan sederhana. Salah satunya dengan menyelami dan memahami dunia anak didik terlebih dahulu.
“Peserta kami berikan cara mengajar dengan cerdas. Termasuk cara memberikan materi dan cara menyetting kelas. Harapannya, dengan metode smart teaching ini, nantinya anak didik tidak bosan dan apa yang disampaikan guru bisa diterima,” katanya.
Sementara Ketua KKGMI Kabupaten Probolinggo Nurul Jadid mengaku sangat mengapresiasi tingkat kehadiran para peserta dalam workshop itu. “Kehadiran bapak ibu guru di sini adalah termasuk salah satu tupoksi (tugas pokok dan fungsi) guru. Di mana salah satu tupoksi itu adalah hadir dan mengikuti setiap pelatihan untuk guru. Dan, semua yang hadir disini termasuk guru yang profesional,” ujarnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Aksi ODOL Tak Digubris Pemerintah, Sopir Truk Mogok Kerja Nasional Mulai 13 Juli 2025
3
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
4
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
5
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
6
PM Spanyol Sebut Israel Dalang Genosida Terbesar Abad Ini
Terkini
Lihat Semua