Daerah

SMK Ini Gratiskan Siswa yang Lancar Baca Al-Qur’an

NU Online  ·  Rabu, 27 Juli 2016 | 08:03 WIB

Jember, NU Online
Ini bukan sembarang sekolah gratis. Selama ini sekolah gratis terkesan dipandang sebelah mata. Tidak laku, kualitas meragukan dan cap negatif lainnya sering kali dialamatkan ke sekolah gratis. Tapi beda dengan SMP dan SMK Islam Butanul Ulum (IBU). Dua sekolah milik Yayasan Pendidikan Islam Bustanul Ulum (YPIBU) ini menjadi rebutan calon peserta didik. Sarana prasarananya cukup lengkap, mulai dari laboratorium bahasa hingga bus antar-jemput siswa.

Itulah sebabnya, peminat SMP dan SMK IBU selalu membludak. Namun karena keterbatasan gedung, maka jauh-jauh hari pendaftaran peserta didik baru dinyatakan ditutup. “Kami terpaksa membatasi murid baru. Untuk murid baru SMK, jumlahnya sudah 21 kelas. Sedangkan SMP IBU, hanya 6 kelas murid baru,” ujar Ketua YPIBU, Muhammad Hafidi kepda NU Online di Jember, Selasa (21/7).

Walaupun demikian, Hafidi masih membuka pintu bagi anak yatim dan fuqara yang mau menimba ilmu di SMP atau SMK IBU. Syaratnya, mereka mendapat rekomendasi dari pengurus NU setempat. Langkah ini ditempuh, katanya, karena sejak awal pendirian lembaga formal di lingkungan YPIBU adalah untuk membantu anak-anak NU, khususnya yang kurang mampu. “Kalau anak yatim dan fuqara, saya tidak bisa menolak walaupun sejak jauh-jauh hari pendaftaran murid baru sudah ditutup,” kata mantan Sekretaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jember itu.

Untuk meyeleksi calon peserta didik baru yang bejibun, pihak sekolah menerapkan tes masuk dengan membaca Al-Qur’an. Untuk bisa menjadi peserta didik di  sekolah itu, mereka dites membaca Al-Qur’an. Panitia penerimaan peserta didik baru memang membentuk tim penguji baca Al-Qur’an. “Kalau ngajinya bagus, tajwidnya juga lumayan, ya lolos,” lanjut Hafidi.

Nuansa NU memang sangat kental dalam proses belajar mengajar di dua lembaga yang terletak di Dusun Rowo, Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Jember Jawa Timur itu. Misalnya, sebelum pelajaran dimulai saat semua siswa sudah siap di dalam kelas, dilakukan pembacaan surat Yasin bersama-sama yang dipandu siswa senior dengan menggunakan pengeras suara. Kemudian, saat Dzuhur tiba, semua peserta didik diwajibkan shalat berjamaah di masjid sekolah. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)