Daerah

Soal Kiprah, Anak Muda Hendaknya Belajar dari Pendahulu

NU Online  ·  Selasa, 14 Mei 2019 | 01:00 WIB

Soal Kiprah, Anak Muda Hendaknya Belajar dari Pendahulu

Haul muassis NU oleh PC GP Ansor Sumenep.

Sumenep, NU Online
Para pendahulu di Nahdlatul Ulama telah memberikan teladan dalam berkhidmat. Kiprah yang mereka derma baktikan harusnya menginspirasi kalangan muda untuk sama-sama memberikan yang terbaik.

Hal ini sebagaimana diingatkan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumenep,  Jawa Timur  pada peringatan haul muassis NU dan pengajian, serta buka bersama kader Ansor di kantor Grahadi Wahab Chasbullah, Senin (13/5).

Menurut Ketua PC GP Ansor Sumenep, M Muhri, kegiatan ini bertujuan mengenang jasa para kiai yang telah berjuang demi NU dan Indonesia. "Mulai pra kemerdekaan hingga kemerdekaan," katanya. 

Dalam pandangannya, Indonesia merdeka tidak lepas dari kontribusi para kiai yang bagitu luar biasa.  Karena itu, tugas generasi muda untuk meneladani kiprah yang telah dilakukan para pendahulu yang juga termasuk syuhada. "Semoga kita bisa meniru jejak pada syuhada," pesannya. 

Sedangkan KH Achmad Halimy yang didaulat sebagai penceramah pada kesempatan tersebut berharap kepada generasi muda untuk selalu berpikir positif. “Dengan demikian hindari sikap dan sifat berburuk sangka terhadap para kiai,” ungkapnya.  

Bagi Pengurus Cabang Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Sumenep tersebut, para kiai memiliki pertimbangan yang lebih matang saat menentukan sikap. Dengan demikian sangat tidak layak kalau kemudian secara terbuka anak muda memiliki pandangan yang berbeda, apalagi berburuk sangka. 

"Karena bisa saja kita tidak paham dengan apa yang para kiai lakukan,” ujarnya. Karenanya, bila memang tidak setuju atau memiliki pandangan berbeda, hendaknya dilakukan klarifikasi atau tabayyun, lanjutnya.

Pengasuh Raudlatut Tolibin, Kolor, Sumenep ini juga mengajak berbagai kalangan khususnya anak muda NU bersikap menghargai perbedaan. “Boleh jadi berbeda, tapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama,” pungkasnya. (Mahrus/Ibnu Nawawi)