Daerah

Sore Mendung, Malam pun Terang Benderang

NU Online  ·  Jumat, 23 November 2018 | 20:00 WIB

Sore Mendung, Malam pun Terang Benderang

Cuaca cerah di langit Kajen mendukung suksesnya gelaran Ansor

Pekalongan, NU Online
Kajen sejak tahun 2001 menjadi Ibukota Kabupaten Pekalongan terletak 25 km arah selatan dari Kota Pekalongan merupakan kawasan kota baru yang dibangun oleh Bupati Kolonel Harsono pada kisaran tahun 1996-2001.

Kajen, dulunya merupakan kota kecamatan yang telah dikembangkan menjadi ibukota kabupaten yang baru, menggantikan Pusat Pemerintahan Kabupaten Pekalongan yang berlokasi di Jl. Nusantara Nomor 1 Kota Pekalongan. 

Kepindahan Ibukota Kabupaten Pekalongan ke Kajen, dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2001, walaupun SK mendagri sudah diterbitkan pada tahun 1996. Hal ini terkait dengan pembangunan sarana dan prasarana fasilitas pemerintah di Kota Kajen yang dilaksanakan secara bertahap.

Sebagai pusat pemerintahan, Kabupaten Pekalongan, secara geografis lebih tinggi dibanding kawasan pesisir seperti Kota Pekalongan, bila musim hujan tiba, kawasan Kajen dan sekitarnya lebih sering terjadi hujan dengan curah yang cukup tinggi dibanding dengan Kota Pekalongan.

Maka, ketika ada gelaran akbar yang dihelat GP Ansor di Kajen Kabupaten Pekalongan, yang menjadi kekhawatiran utama adalah bagaimana jika hujan ketika acara berlangsung ? apakah akan tetap dilaksanakan atau ditunda ?

Menampung ratusan ribu manusia di tengah alun-alun yang hanya beralaskan rumput hujau, jika kondisi kering tanpa harus  menyediakan tikar sebagai alas duduk. Nah, bagaimana jika hujan tiba di tengah-tengah acara, batalkah acaranya ?

Wahidun Banser Kota Pekalongan punya alasan yang cukup rasional. Bagi Banser yang sudah digembleng mental dan fisik, dalam kondisi apapun tidak boleh menyerah, apalagi cuma kehujanan, tentu Banser tidak akan mundur selangkahpun. Artinya, jika tiba-tiba terjadi hujan saat acara berlangsung, dirinya sangat yakin, Banser tidak akan lari mencari tempat berteduh.

"Itu bukan watak dan sikap Banser," ujarnya kepada NU Online.

Pantauan NU Online di lokasi acara, sore hari menjelang acara digelar, kawasan alun-alun Kajen sempat terjadi mendung yang cukup pekat, bahkan rintik-tintik hujan pun mulai turun membasahi bumi Kajen. Saat mengecek di tengah lapangan, beberapa tiik lokasi ada yang masih becek sisa-sisa air hujan beberapa hari sebelumnya.

Ketika ditanyakan ke salah satu Pengurus Banser Pusat, dijawab dengan gurau. "Insyaallah nanti malam terang, karena sudah 
dikerahkan 10 pawang hujan dari Banser sendiri," ungkapnya.

Entah beneran atau cuma gurauan, yang jelas mendung tebal dan sempat hujan kecil di sekitar area kegiatan perlahan jelang acara dimulai usai shalat Maghrib perlahan mendung mulai menghilang, tinggal beberapa awan saputan tipis menghiasi langit Kajen.

Tepat ketika acara utama dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Ansor, sang rembulan  menampakkan wajahnya dengan bulat penuh (bulan purnama), karena malam acara bertepatan tanggal 15 Rabiul Awwal 1440 Hijriyah. Tentu kondisi yang demikian disambut dengan suka cita oleh semua pihak.

Dan hujan yang dikawatirkan oleh berbagai pihak bakal mengguyur Kajen dan sekitarnya, tidak terjadi dan acarapun berlangsung dengan sukses. 

Alun-alun Kajen yang sangat luas di tengah-tengah pusat Pemerintahan Kabupaten Pekalongan penuh sesak dengan lautan 
manusia menjadi saksi bisu Banser berdzikir, bershalawat, bersenandung cita, Mars Ansor dan Banser terus bergema dan lagu-lagu religi yang dibawakan Veve Zulfikar terus didendangkan mengiringi puluhan ribu anggota Banser secara perlahan mulai meninggalkan Alun-alun Kajen dengan meninggalkan sejuta kenangan yang indah dan kesan yang sangat mendalam, damai tanpa insiden apapun, dengan satu tekad Ansor dan Banser akan menjadi penjaga NKRI yang damai dalam kebersamaan di tengah keberbedaan. 

Satu harapan yang diungkapkan puluhan ribu anggota Banser melalui Ketua Umum PP GP Ansor kepada Presiden H Joko Widodo, yakni atas nama seluruh anggota dan kader Gerakan Pemuda Ansor, dirinya memohon perkenan Bapak menerima bendera Merah Putih.

"Ini salah satu bendera dari 85 bendera yang dikibarkan saat Kirab Satu Negeri, dan naskah Seruan Nusantara, dengan harapan Bapak Presiden selalu diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk menjadi pemersatu bangsa dan membawa Indonesia sebagai inspirasi bagi perdamaian dunia," ungkapnya. (Muiz)