Daerah

Takmir Masjid di Jombang Peringati Maulid dengan Pelatihan Manajemen Kemasjidan

Sel, 19 November 2019 | 10:00 WIB

Takmir Masjid di Jombang Peringati Maulid dengan Pelatihan Manajemen Kemasjidan

Pelatihan Manajemen Kemasjidan di Masjid Al Ikhlas oleh Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Jombang. (Foto: NU Online/Syamsul A)

Jombang, NU Online
Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati berbagai kalangan umat Muslim dengan aneka bentuk kegiatan. Selain mayoritas melantunkan shalawat sebagai bentuk kecintaan kepada Nabinya, ada juga sebagian yang memperingatinya dengan cara lain. Seperti ditemui di Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. 
 
Di daerah ini ada setidaknya 60 muharrik masjid dan mushala yang memperingati Maulid Nabi Muhammad dengan tekad memakmurkan tempat ibadah umat Muslim itu. Mereka terdiri dari sejumlah takmir masjid dan mushala yang ada di kawasan Desa Jombok. 
 
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Pelatihan Manajemen Kemasjidan ini berlangsung di Masjid Al Ikhlas desa setempat dengan menggandeng Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Jombang.
 
"Kegiatan ini sebagai ikhtiar kita menata organisasi untuk takmir yang berdaya dan bermanfaat," kata Ketua Takmir Masjid Al Ikhlas, Nur Khozin kepada NU Online, Senin (18/11).
 
Menurut Ketua PC Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Jombang ini para muharrik sudah sewajarnya kian kreatif dalam mengelola masjid dan atau mushalanya, sehingga jamaahnya semakin senang dan betah beribadah. Prinsip dalam memakmurkan masjid bukan hanya menjadikan tempat ibadah namun bisa menyenangkan jamaahnya. Inovasi atau terobosan-terobosan harus dilakukan takmir untuk mewujudkannya.
 
"Dari kegiatan ini diharapkan para takmir semakin giat dan memiliki kreativitas dalam melakukan giat dakwah memakmurkan masjid," jelas Penyuluh Kemenag Jombang ini.
 
Sementara itu dalam penjelasan narasumber kegiatan, ada banyak cara yang bisa dilakukan takmir untuk bisa memakmurkan masjid dan mushala. Di antaranya takmir tidak boleh terlalu takut menggunakan uang kotak infak. Uang itu menurutnya adalah infak dari warga yang bisa digunakan kapan saja untuk kebutuhan dan kemakmuran masjid. 
 
"Saya mengajak para takmir masjid dan takmir mushala tidak ragu menggunakan uang kotak infak untuk kegiatan-kegiatan kemakmuran masjid mushala, uang tersebut tidak hanya dipakai untuk membangun atau merenovasi," jelas Moh Makmun.
 
Ketua PC LTMNU Jombang ini mengungkapkan bahwa tak sedikit takmir masjid dan mushala yang perlu diubah cara berpikirnya dalam mengelola keuangan masjid dan mushalanya. Sebagian dari mereka masih beranggapan uang yang berada di kotak infak itu tidak boleh digunakan sembarangan kecuali untuk pembangunan. Untuk itu pelatihan ketamiran atau manajemen pengelolaan masjid seperti ini perlu lebih digalakkan.
 
Seorang takmir hendaknya bisa memetakan antara uang wakaf dan uang infak atau sedekah. Jika uang itu adalah infak, kata dia, seorang takmir tak perlu harus berpikir panjang untuk menggunakannya guna mendukung kegiatan-kegiatan yang dinilai dapat memakmurkan masjid yang dikelola. Berbeda dengan uang wakaf yang ada ketentuan-ketentuan tersendiri dalam menggunakannya.
 
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, H Didin Ahmad Shalahudin, kepala desa setempat, dan sejumlah peserta pelatihan.
 
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin