Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan menggelar peringatan wafatnya Masyayikh Nusantara. Bekerjasama dengan Keluarga Mathaliul Falah (KMF) Sudan, PCINU Sudan menyelenggarakan Tahlil dan Doa bersama dalam memperingati 100 hari wafatnya KH Maimoen Zubair, haul ke-6 KH MA Sahal Mahfudh, 1000 hari wafatnya KH A Nafi’ Abdillah, dan masyayih lainnya pada Ahad (17/11) di Wisma PCINU Sudan.
Puluhan santriwan dan santriwati memenuhi tempat acara untuk berdoa bersama-sama. Agenda tersebut dikomandoi oleh santri-santri KMF Sudan. Najmuddin diamanahi untuk menjadi pemandu acara.
Setelah khatmil Qur’an bin nadhor, acara kemudian dilanjutkan dengan istighatsah yang dipimpin oleh Abdul Ghofur dan tahlil oleh Khoironi Hidayat. Adapun yang bertugas memimpin doa adalah Syukron Latif.
Di akhir acara, sebuah video dokumenter persembahan santri KMF Sudan untuk mengenang KH MA Sahal Mahfudh diputar.
“Terima kasih atas kehadiran dan bantuan dari semua pihak yang sudah ikut serta dan berperan dalam mempersiapkan acara dan tak lupa kami juga meminta maaf atas seluruh kekurangan dan kesalahan yang kami sengaja maupun tidak,” kata perwakilan santri-santri KMF Sudan.
“Semoga kita semua sebagai santri turut mendapatkan barokahnya beliau-beliau; KH Maimoen Zubair, KH MA Sahal Mahfudh, Kiai Nafi’ Abdillah dan masyayikh Nahdlatul Ulama lainnya,” lanjutnya.
Menghadiri Maulid Nabi di Desa Abu Qurun
Sebelumnya, PCINU Sudan menghadiri undangan Maulidur Rosul yang diselenggarakan di Zawiyah Khalifah Syekh Idris Abu Qurun Khartoum pada Sabtu (09/11). Undangan ini ditujukan kepada semua santri NU di Sudan dan diselenggarakan secara rutin pada bulan Maulid dan Isra Mi’roj.
Santri-santri NU Sudan yang datang dengan satu bus besar dan satu mobil disambut meriah oleh Khalifah Syekh Idris Abu Qurun dan masyarakat dengan rebana khas Sudan (Thor). Mereka lalu diajak mengelilingi menara yang ada di depan kediaman Khalifah Syekh Idris Abu Qurun dan dilanjutkan menikmati hidangan makanan khas Sudan.
Acara dilanjutkan dengan dzikir sufi khas Sudan dengan membentuk lingkaran besar di lapangan depan Zawiyah (mushalla) sebelum Maghrib. Kemudian acara selanjutnya adalah penampilan rebana dari Jam’iyyah Syifaul Qulub PCINU Sudan dengan lantunan puluhan shalawat yang juga dilaksanakan di lapangan. Acara itu ditutup dengan dzikir bersama sebelum Shalat Isya berjamaah
“Santri NU pertama yang berhubungan dengan dengan Khalifah Syekh Idris Abu Qurun itu Mas Tajul Mafachir yang saat itu melakukan ekspedisi ke-Sudan-an mencari para sufi di Sudan. Kemudian beliau mengajak santri-santri NU yang lain untuk berkunjung ke sana dan kebetulan pada saat itu bertepatan dengan bulan Isra Mi’raj pada tahun 2017, dua atau tiga hari setelah Konfercab. Kita pun disambut meriah oleh Khalifah Syekh Idris Abu Qurun dan masyarakat di sana,” jelas Ketua Tanfidziyah PCINU Sudan periode 2017-2018, KH Luqman Hambali, tentang awal mula hubungan PCINU Sudan dengan Khalifah Syekh Idris Abu Qurun.
Kontributor: Abdurrokhim, Ilman, Lukman
Editor: Muchlishon
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menghadapi Ujian Hidup dengan Ketakwaan
2
Khutbah Jumat: Menghindari Buruk Sangka kepada Tuhan dan Sesama
3
Ini Link Download Logo Hari Santri 2024
4
Khutbah Jumat: Larangan Bekerja Sama dalam Kemaksiatan
5
Khutbah Jumat: Mari Memuliakan Tamu
6
Timnas Garuda, Bahrain, dan Politik Timur Tengah
Terkini
Lihat Semua