Daerah

Tangis Bahagia Warga Kota Probolinggo Terima Paket Sembako

Sel, 14 April 2020 | 23:30 WIB

Tangis Bahagia Warga Kota Probolinggo Terima Paket Sembako

Bantuan paket Sembako dari NU Care-LAZISNU diterima warga Kota Probolinggo, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Rof Maulana)

Probolinggo, NU Online
Tersebarnya virus Corona atau Covid-19 membuat sejumlah sektor kehidupan melambat, bahkan berhenti. Warga terpaksa tidak bekerja, yang tentu saja hal tersebut cukup berpengaruh bagi kemampuan untuk bertahan hidup. 
 
“Mau bagaimana lagi? Pemerintah sudah memberikan batasan bahwa warga tidak diperkenankan bekerja seperti biasa,” kata Mashuri, Selasa (14/4). 
 
Bila yang bersangkutan berstatus sebagai pegawai negeri atau yang telah memperoleh kepastian gaji bulanan, pastinya tidak terpengaruh. Masalahnya, kebanyakan masyarakat adalah pekerja informal yang mengharuskan bekerja untuk mendapat pemasukan.
 
“Apalagi di kawasan ini ditemukan warga yang positif terserang Covid-19,” kata Ketua Satuan Tugas atau Satgas Covid-19 NU Kota Probolinggo, Jawa Timur tersebut.
 
Menurutnya, sejumlah warga merasakan tidak dapat mengantisipasi dampak ekonomi yang disebabkan tersebarnya Covid-19 tersebut. Karena itu diperlukan langkah cepat demi menyelamatkan perekonomian warga, sekaligus menekan tindak kriminalitas akibat tidak adanya pemasukan yang pasti.
 
“Karenanya, gerakan kami adalah dengan membagian ratusan sembilan bahan pokok atau Sembako warga terdampak. Paket Sembako disalurkan melalui pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama atau MWCNU hingga kepengurusan ranting,” ungkapnya. 
 
Dalam pandangannya, pandemi Covid-19 tidak hanya mengancam dan merenggut nyawa manusia, namun juga berpotensi mematikan ekonomi warga karena tidak bisa bekerja. 
 
“Oleh karena itu, Satgas Covid-19 berinisiatif membagikan Sembako," jelas Mashuri.
 
Menurutnya, pemberlakuan social distancing memaksa para pekerja informal untuk meliburkan diri dari kesehariannya.
 
“Kondisi ini amat sangat menyulitkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, bahkan sekadar untuk makan sekalipun,” terangnya.
 
Pada kesempatan tersebut, jumlah Sembako yang disalurkan ada 120 paket. Pembagiannya dirinci 20 paket setiap pengurus NU, kemudian diserahkan langsung kepada warga melalui MWCNU dan ranting di daerahnya masing-masing.
 
“Sementara ini kami baru bisa mengumpulkan 120 paket Sembako dengan target bisa membagi 300 paket. Caranya adalah dengan membuka donasi paket dimaksud melalui NU Care-LAZISNU Kota Probolinggo,” ujar Mashuri
 
Ketua NU Care-LAZISNU Kota Probolinggo, Zainul Faruk mengajak segenap lapisan masyarakat untuk menyisihkan sebagian rezekinya guna meringankan beban hidup warga terdampak Covid-19.
 
Saat ini Satgas Covid-19 NU Kota Probolinggo masih menerima sumbangan baik berupa barang maupun uang yang akan dibagikan kepada masyarakat kurang mampu.
 
“Kami berterima kasih kepada semua donatur yang telah memberikan bantuan, semoga apa yang telah kami berikan benar-benar bermanfaat,” ungkapnya. 
 
 
Tangis Bahagia Warga
Sulastri, salah seorang warga yang menerima bantuan sangat bersyukur lantaran bisa mendapat paket. Menurutnya, usahanya saat libur sekolah sudah lama berhenti. Sang suami juga masih mencuri waktu untuk dapat bekerja demi mendapatkan pemasukan.
 
“Benar-benar berat hidup seperti sekarang karena dilarang keluar rumah,” katanya dengan mata berkaca. 
 
Dirinya menceritakan bahwa sebelum wabah menyerang, nyaris setiap hari bisa mendapatkan uang dari bekerja sebagai pedagang keliling mainan anak-anak. Dirinya berangkat pagi setelah menyiapkan keperluan keluarga, kemudian menuju sejumlah sekolah.
 
“Meski tidak banyak, namun ada saja uang yang dapat saya terima untuk menambah pemasukan keluarga,” jelasnya. Demikian pula sang suami bisa bekerja serabutan, lanjutnya.
 
Akan tetapi saat ada anjuran untuk tinggal di rumah yang diberlakukan kepada sejumlah sekolah, impian untuk mendapatkan pemasukan akhirnya pupus. Mau jalan ke mana saja percuma lantaran tidak ada anak-anak yang berangkat sekolah.
 
“Bantuan dari NU ini sangat berharga bagi kami. Bersyukur masih ada yang peduli dengan penderitaan masyarakat bawah,” katanya ditemani sang buah hati.
 
Dirinya juga menyadari bahwa bertahan hidup dengan pemberian, tentu tidak baik. Bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Namun hal tersebut harus diterima demi bisa melihat anak-anak masih memiliki harapan. 
 
“Karenanya kami juga ikut kegiatan istighotsah di televisi yang diselenggarakan NU Jawa Timur beberapa hari lalu. Demikian pula kami menyempatkan ngaji setiap hari agar musibah ini segera berakhir,” harapnya.
 
Kontributor: Rof Maulana
Editor: Ibnu Nawawi