Daerah

Tanpa Ulama Pembangunan Tidak akan Paripurna

Rab, 29 Juli 2020 | 03:30 WIB

Tanpa Ulama Pembangunan Tidak akan Paripurna

Silaturahim Bupati Tanggamus, Hj Dewi Handajani dengan para ulama setempat. (Foto: NU Online/Faizin)

Tanggamus, NU Online
Ulama berperan penting dalam turut serta memberikan sumbangsih dalam pembangunan. Kehadiran para ulama mampu melengkapi dan menyempurnakan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Sehingga sinergitas antara ulama dan pemerintah harus terus dijaga.


“Tanpa ulama, pembangunan tidak akan paripurna. Pemerintah dan ulama harus seiring sejalan untuk kemaslahatan umat,” kata Bupati Tanggamus, Hj Dewi Handajani saat bersilaturahim dengan para ulama di daerah tersebut di aula Hotel 21 Gisting, Tanggamus, Lampung, Selasa (28/7).


Dalam menjalankan roda pemerintahan, pemerintah menurut bupati, tidak mungkin bisa one man show (melakukannya sendiri). Pemerintah butuh dukungan dari ulama dengan saling asah, asih, dan asuh sehingga mampu mewujudkan pembangunan yang berkualitas dari sisi fisik maupun mental.


Sementara Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung, KH Khairuddin Tahmid menjelaskan bahwa para ulama memiliki tiga peran dalam masyarakat. Yang pertama menurutnya adalah sebagai Shodiqul Hukumah (mitra pemerintah) yang diartikan sebagai mitra kritis terhadap kebijakan yang diambil pemerintah.


“Bukan mitra yang hanya mem’beo’ (hanya manut) terhadap pemerintah, bukan tukang kritik tapi mitra kritis yang memberi solusi dan memiliki prinsip dengan memberikan masukan terbaik bagi kemaslahatan kebijakan yang diambil,” ungkapnya.


Peran ulama kedua menurut Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung ini adalah sebagai Khadimul Ummah (pelayan ummat) dengan memberikan pencerahan agar umat atau masyarakat dapat hidup tenang dan sesuai dengan koridor yang telah ditentukan oleh agama.


Selain pelayan ummat, ulama juga memiliki peran sebagai Himayatul Ummah (menjaga umat). Dengan peran ini, ulama harus mampu memberikan rambu-rambu agar umat tidak tersasar atau keluar dari nilai-nilai dan peraturan agama. Apalagi di era modern seperti ini, ulama harus benar-benar membentengi umat agar tidak terjadi degradasi.


Selain peran ini ulama juga memiliki tiga tugas penting yang ia sebut sebagai “himayah, wal himayah, tsummal himayah”. Tiga tugas tersebut adalah Himayatuddin (menjaga agama), Himayatul ummah (menjaga umat) dan Himayatuddaulah (menjaga negara). 


“Jika tugas dan peran ini mampu dimaksimalkan oleh para ulama dengan bersinergi bersama pemerintah, maka pembangunan insyaallah akan paripurna,” pungkasnya pada acara Pengukuhan Pengurus dan Rakerda MUI Kabupaten Tanggamus.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin