Surabaya, NU Online
Akuntan memiliki tantangan tersendiri dalam mewujudkan jiwa entrepreneurship muda Indonesia. Di era milenial, tantangan tersebut semakin dinamis. Akuntan dituntut memiliki kompetensi yang mumpuni baik teknis akuntansi maupun teknologi yang mengiringi perkembangan akuntansi dunia.
Hal ini mengemuka pada seminar nasional akuntansi yang diselenggarakan Hima Aksa, Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Ahad (7/4).
Rektor Unusa, Achmad Jazidie dalam sambutannya mengatakan bahwa akuntan harus akrab dengan teknologi informasi. Yakni dengan memahami big data yang menyimpan banyak informasi, bukan hanya data keuangan namun juga data non keuangan.
"Seorang akuntan dituntut tidak hanya memiliki ketrampilan menyusun laporan keuangan, namun harus pandai merancang dan menganalisis data keuangan dan non keuangan,” katanya.
Lebih lanjut Jazidie mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan era internet of things yang berlanjut ke internet of everithing akan memiliki pengaruh besar terhadap profesi akuntansi.
"Semua Prodi di Unusa tidak boleh buta teknologi informasi, khususnya Prodi Akuntansi harus melek teknologi informasi," tegasnya.
Seminar dihadiri dua narasumber dari akademisi dan praktisi dan menyajikan tema tantangan akuntan dalam mewujudkan jiwa entrepreneurship muda Indonesia di era Milenial.
Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Roza Mulyadi sebagai narasumber pertama menyampaikan makna akuntan di era milenial. Dengan penuh semangat dosen yang juga Ketua IAI Banten tersebut memotivasi peserta seminar agar terus berjuang menjadi akuntan profesional yang tidak ketinggalan zaman.
Yusak Anshori, Dekan FEB sangat memberi apresiasi terhadap seminar nasional ini. "Bila perlu setiap tahun, Hima Aksa harus mengadakan acara serupa," ungkap Yusak diiringi gelak tawa panitia.
Lebih lanjut Yusak mengungkapkan saat ini sudah mulai banyak usaha mikro, kecil dan menengah yang membutuhkan akuntan. “Akuntan di era milenial memadukan kebutuhan bisnis dengan teknik pencatatan yang benar berbasis teknologi,” jelasnya. Keputusan bisnis harus bisa dengan cepat dan akurat disajikan oleh akuntan, lanjutnya.
Di akhir paparan, Yusak mengemukakan mahasiswa Akuntansi Unusa diharapkan mampu memahami teknik akuntansi berbasis digital. “Serta dapat memenuhi kebutuhan industri terhadap laporan akuntansi,” pungkasnya.
Seminar dilenggarakan di Tower Unusa Lantai 3 dan diikuti ratusan mahasiswa baik dari dalam maupun luar Unusa.
"Tercatat lebih dari seratus mahasiwa yang mengikuti acara ini, 75 mahasiswa non Unusa, dan 95 mahasiswa Unusa," ungkap ketua panitia, Nurul Miftahul Ulumiah, mahasiwa Akuntansi Unusa. (Ibnu Nawawi)