Daerah

Tatyk Fitriani Nakhodai IPPNU Kota Cirebon 2017-2019

NU Online  ·  Selasa, 14 Maret 2017 | 08:30 WIB

Kota Cirebon, NU Online
Forum Konferensi Cabang IPPNU Kota Cirebon mengamanahi Tatik Fitryani sebagai Ketua IPPNU Kota Cirebon masa khidmat 2017-2019. Tatik diangkat sebagai ketua baru melalui proses pemungutan suara peserta konferensi yang berlangsung di Gedung Negara, Krucuk, Sabtu-Ahad (11-12/3).

Tatik Fitryani terpilih sebagai pengganti Rety Bilkis Syam, Ketua IPPNU Kota Cirebon sebelumnya. Tatik memohon pengurus IPPNU ke depan untuk menjaga kekompakan sehingga dapat menjalankan program-program organisasi dengan optimal.

Forum ini diikuti oleh aktivis IPPNU dari pelbagai anak cabang dan komisariat pondok pesantren dan komisariat perguruan tinggi se-Kota Cirebon. Tampak hadir pada pembukaan Rais Syuriyah PCNU Kota Cirebon KH Syamsuddin, Wakil Sekertaris PCNU Kota Cirebon Suwarto, Ketua Ansor Kota Cirebon Ahmad Bana, Ketua Lakpesdam Kota Cirebon Ide Bagus Arief serta ketua-ketua banom dan lembaga NU lainnya seperti Fatayat, PMII, dan Pergunu.

Kiai Syamsuddin berpesan agar konferensi ini dijadikan momentum untuk merevitalisasi rekrutmen dan kaderisasi di kalangan generasi muda, khsususnya pelajar dan mahasiswa. Ia juga berpesan agar aktivis IPPNU tidak meninggalkan tanggung jawab utamanya, yaitu belajar. "Terus belajar, sampai kapanpun, jangan mau terlibat dengan persoalan-persoalan yang menghambat diri dalam belajar," kata Pengasuh Pesantren Al-Ihya Kota Cirebon ini.

Sementara Ketua IPPNU masa khidmah 2014-2016, Rety Bilkis Syam, menerangkan bahwa pelaksanaan Konfercab memang mundur beberapa bulan dari waktu yang dijadwalkan. "Konfercab I sengaja dihelat bersamaan agar satu rangkaian dengan tasyakuran Harlah Ke-62 IPPNU," kata Rety.

Sementera Ketua IPPNU Kota Cirebon sebelumnya Rety menambahkan bahwa tantangan IPPNU ke depan akan semakin berat, mengingat kondisi sosiologis masyarakat Cirebon Kota yang memang berbeda dengan masyarakat Cirebon di wilayah Kabupaten.

"IPPNU ke depan harus masuk dan diterima oleh kalangan remaja perkotaan, masuk ke sekolah-sekolah negeri. Jangan besar di rumah sendiri." (Syam Ikna/Alhafiz K)