Kudus, NU Online
Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kudus Kisbiyanto mengatakan, keberhasilan tak datang begitu saja, melainkan dengan usaha. Terma keberhasilan sendiri pun perlu didefinisikan terlebih dahulu sebelum menghendaki keberhasilan.
<>
Pada pertemuan di Rabu sore (16/7) di STAIN Kudus itu menurut dia, kebarhasilan bisa dimaknai kemampuan seseorang untuk meraih suatu hal yang belum tentu dapat diraih orang lain.
Kepada segenap mahasiswa, ia memaparkan bahwa seorang mahasiswa harus merencanakan tentang hal yang lebih jauh, yakni ketika sudah lulus menjadi sarjana. Untuk merencanakan dan mewujudkannya, maka kata Kisbiyanto, mahasiswa harus mau berubah.
“Hal yang pertama kali harus dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan itu adalah perubahan gaya hidup yang komprehensif, menyeluruh. Bukan hanya penampilan saja, melainkan mahasiswa juga perlu mengubah mental atau cara berpikir,” terangnya dalam acara buka bersama yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tarbiyah.
Pada pemaparannya, Kisbi menyebut tiga hal yang mesti diubah mahasiswa jika ingin berhasil. “Sekurang-kurangnya terdapat tiga hal yang mesti diubah jika ingin berhasil, yakni pola pikir, keseimbangan emosi, dan cara berkomunikasi,” paparnya yang juga Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus.
Perubahan pola pikir dimaksudkan agar mahasiswa tidak terjebak pada suatu masalah, atau hal-hal yang terlalu bersifat perasaan, seperti cinta. Kisbi menasihati, mahasiswa tak boleh sampai larut dalam cinta setengah mati. “Mahasiswa jangan sampai jatuh cinta pada lawan jenis setengah mati. Cinta yang setengah mati saja, jangan, apa lagi sampai cinta mati. Pola pikirnya harus dipakai secara rasional,” Kisbi kepada para mahasiswa muda yang masih rentan dengan urusan cinta.
Keseimbangan emosi diperlukan untuk dapat memahami idealitas dan realitas secara penuh. Maksudnya, keadaan psikis diejawantahkan dalam laku kehidupan nyata sesuai konteks. Kisbi mengibaratkan, ketika sungguh mencintai Rasulullah SAW maka yang perlu diperbuat adalah bukan sebatas berselawat, melainkan juga dengan bekerja, menabung, membeli tiket pesawat, kemudian ke Tanah Suci. Begitu, keadaan emosi yang seimbang didukung dengan pola pikir yang rasional, mendorong untuk berbuat yang lebih nyata.
Tak kalah penting ialah mengenai cara berkomunikasi, sebab keberhasilan sulit tercapai tanpa bersinggungan dengan orang lain yang meniscayakan terjadinya komunikasi. Kisbi juga menasihati tentang pentingnya menjaga kepercayaan. “Sekali tidak dapat menjaga kepercayaan, akan selamanya orang tidak mau percaya kepadanya. Maka jangan pernah main-main dengan kepercayaan orang,” ujar kisbi.
Kisbi pun mengajak mahasiswa untuk mengubah gaya lingkungan serta memperluas jaringan. Selain dihadiri oleh para aktivis masing-masing jurusan di Kampus setempat, hadir juga para aktivis PMII dan IPNU-IPPNU Kudus.[Istahiyyah/Abdullah Alawi]
Terpopuler
1
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
2
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
3
Asyura, Tragedi Karbala, dan Sentimen Umayyah terhadap Ahlul Bait
4
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
5
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
6
I'tikaf hingga Khataman Al-Qur'an, Kebiasaan Gus Baha di Bulan Muharram
Terkini
Lihat Semua