Daerah

Tiga Konsep Memajukan IPNU-IPPNU

Sen, 22 April 2013 | 04:26 WIB

Yogyakarta, NU Online
Sebagai Banom kaum pelajar, IPNU-IPPNU harus terus meremajakan konsepnya dalam menjawab persoalan jaman. Jangan sampai IPNU-IPPNU kehabisan stok konsep, karena tantangan jaman yang dihadapi sangat kompleks.
<>
Demikian disaampaikan Kiai M Mustafied, Pengasuh Pesantren Aswaja Nusantara Mlangi, dalam acara konferensi cabang yang diadakan oleh PC IPNU-IPPNU Sleman di PP Al Aziz Nurul Huda, Sleman tanggal 20 dan 21 April 2013.

Bagi Kiai Mustafied, ada tiga hal penting untuk membangun IPNU-IPPNU agar menjadi organisasi yang lebih baik. Pertama, dalam konfercab kali ini untuk menjadi organisai yang lebih baik, IPNU-IPPNU harus mempunyai program yang jelas. Hal tersebut meliputi tentang acuan, alasan yang jelas dan harus bisa menjelaskan pentingnya program tersebut dijalankan.

“Dengan adanya kejelasan program tersebut, IPNU-IPPNU bisa menggapai cita-citanya,”  ujar Kiai Mustafied.

Kedua, dalam melaksanakan program, IPNU-IPPNU harus mempunyai batasan waktu yang jelas. Jangan sampai menjalankan program hanya mengalir tanpa memperhatikan jadwal. Ketiga, kesanggupan kerja keras dan komitmen dalam menjalankan tugas yang diemban oleh kader IPNU-IPPNU.

“Kalau ketiga hal tersebut dilaksanakan dengan baik oleh kader-kader IPNU-IPPNU, maka organisasi ini akan lebih baik,” pungkasnya. 

Kiai Mustafied mengatakan pentingnya kemampuan untuk membaca apa yang akan mempengaruhi masa depan. Posisi IPNU-IPNU masa depan dipenuhi tantangan yang kompleks, tidak bisa dibaca secara instan.  
Ia mengatakan ada sembilan variabel untuk memahami dan mencetak generasi kader IPNU-IPPNU yang paham dengan tren. Agar kader IPNU-IPPNU tidak ketinggalan seiring dengan berkembangnya zaman.

Sembilan variabel tersebut adalah sebagai berikut, pertama, harus memahami hubungan antar Amerika dan China. Karena ke dua negara tersebut dapat memprediksikan wajah dunia yang akan datang. Sehingga kader IPNU-IPPNU tidak boleh untuk mengesampingkan isu-isu nasional. Dengan demikian, kader IPNU-IPPNU tidak akan mencetak pelajar yang ketertinggalan.

Kedua, yang diperhatikan adalah isu kesehatan. 20 tahun yang akan datang, kesehatan menjadi salah satu problem masyarakat dan internasional. Ketiga, problem iklim. Keempat, perkembangan ilmu-ilmu yang aneh, misalnya kloning. Kelima, pergeseran struktur tenaga kerja. Keenam, pergeseran demografi. Ketujuh, masalah pangan. Kedelapan, meningkatnya komersialisasi di bidang pendidikan. Kesembilan, privatisasi.

“Dari kesembilan variabel tersebut, kader IPNU-IPPPNU harus mengetahui isu-isu tersebut, terutama masalah pendidikan. Dengan mengetahui isu-isu tersebut, IPNU-IPPNU akan mengetahui tren yang akan terjadi 10-15 tahun lagi, dan dapat mengantisipasi lewat pengkaderan IPNU-IPPNU” tandas Mustafied. 


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Solikhin, Rokhim