Daerah

Tiga Seniman Terima Penghargaan Sapta Wikrama NU Surabaya

Rab, 1 Juni 2016 | 00:23 WIB

Surabaya, NU Online
Pengurus Cabang NU (PCNU) Surabaya melalui Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) memberikan Penghargaan Sapta Wikrama kepada para seniman sebagai wujud kepedulian terhadap perkembangan seni dan budaya di Tanah Air.

Mereka adalah Almarhum KH Ridlwan Abdullah seniman lukis yang melukis lambang NU pertama kali, Cak Kartolo seniman Ludruk asli Surabaya, dan Ida Lailia penyanyi dangdut legendaris.

Ketua PCNU Surabaya Muhibbin Zuhri mengatakan, penghargaan ini merupakan sebentuk apresiasi NU terhadap pegiat kesenian atau kebudayaan yang telah memberikan warna tersendiri dalam corak sejarah kontemporer Islam di Indonesia, khususnya di Surabaya.

“Penghargaan Saptawikrama sesungguhnya merupakan penanda perhatian kaum Nahdliyin terhadap perkembangan kesenian dan kebudayaan, karena entitas ini terbukti efektif sebagai medium perwujudan visi NU," ujarnya pada malam penyerahan penghargaan di Gedung Balai Pemuda Surabaya, Senin (30/5).

Terkait penghargaan kepada tokoh seni, Muhibbin berpendapat, KH Ridwan Abdullah adalah seorang santri perupa yang melukiskan lambang NU. KH Ridwan Abdullah juga dinilai berhasil menanamkan makna-makna yang dalam tentang visi keagamaan dan kebangsaan NU dalam lukisannya itu.

Kiai lain yang juga dianggap berjasa di bidang kesenian adalah Kiai Muntawi. Menurutnya, Kiai Muntawi dikenal dengan seniman jula-juli suroboyoan yang berhasil mengodifikasi karya susastra otentik berkarakter lokal dan bermuatan konten dakwah Islam ramah.

"Ibu Hj. Ida Laila adalah penyanyi perempuan legendaris. Suara indahnya terbukti mampu menyemaikan moralitas dan spiritualitas di hati sanubari masyarakat. Sedangkan Cak H. Kartolo berhasil merevitalisasi ludruk gaya suroboyoan yang sarat dengan pesan-pesan moral untuk membangun peradaban yang mulia," ungkapnya.

Muhibbin mengatakan, kepada para seniman-seniman tersebut warga NU surabaya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasi dalam bidang kesenian dan kebudayaan. “Semoga menjadi jariyah yang akan bermanfaat untuk beliau-beliau, dunia sampai akhirat,” ujarnya.

PCNU Surabaya berharap generasi muda saat ini memiliki atensi untuk melestarikan apa yang sudah mereka perjuangkan. “Kreativitas dan inovasi, tentu saja juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kesenian dan kebudayaan Surabaya agar dapat terus eksis dan memiliki relevansi untuk zamannya," paparnya.

Acara tersebut dihadiri Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto, Rais Syuriyah PCNU Surabaya KH Mas Sulaiman, para seniman Surabaya, serta jajaran pengurus harian syuriyah, tanfidziyah, lembaga, badan otonom, warga NU Kota Surabaya.

Pagelaran seni dan penghargaan Sapta Wikrama oleh Lesbumi NU Kota Surabaya diramaikan dengan penampilan parade grup band Surabaya, di halaman Gedung Balai Pemuda sejak siang hingga petang.

Selanjutnya pada malam harinya, diawali seni pencak jidor oleh anggota Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa dan penampilan seni tradisional kentrung shalawat pimpinan Cak Toro dan Cak Karso yang menampilkan berbagai macam syiiran khas gaya ulama NU. Usai seni Kentrung dilanjutkan dengan fragmen yang mengisahkan perjuangan KH Ridlwan Abdullah salah satu ulama pendiri NU yang membuat lambang NU pertama dengan melalui seni lukis. (Red: Mahbib)