Daerah

Tolak Tol, Santri Hadang Menkop Suryadarma Ali

NU Online  ·  Senin, 10 November 2008 | 05:32 WIB

Cirebon, NU Online
Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren (pontren) di Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, berunjuk rasa menolak jalur tol Cikampek-Palimanan (Cikapa) yang melintasi areal pesantren mereka, Sabtu (8/11).

Unjuk rasa para santri itu untuk menyampaikan aspirasinya kepada Menteri Koperasi dan UKM Drs H Suryadarma Ali yang tengah menghadiri halal bil halal di Pontren Roudhotul Tholibhin Babakan, Ciwaringin.<>

Tujuannya, aspirasi santri disampaikan kepada Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto. Awalnya, atas saran kiai, perwakilan mereka diminta mendatangi langsung ke Menteri Koperasi dan UKM Suryadarma Ali tanpa perlu demonstrasi.

Namun, karena pihak protokoler kementerian menolak kehadiran perwakilan santri dengan alasan tidak ada waktu, kontan ratusan santri dari sejumlah pontren lainnya keluar dari pesantrennya masing-masing, dan segera berkoordinasi untuk menghadang rombongan Menkop yang akan kembali ke Jakarta.

Ratusan santri pun berkumpul di depan MAN Model Ciwaringin, mereka berorasi tentang penolakan jalan tol. Namun, para santri tidak berhasil menemui Menkop karena rombongan Menkop mengambil jalur lain.

Santri asal Pontren Assalafi, Abdul Muis mengatakan, pemerintah harus segera mengeluarkan surat keputusan pemindahan jalur tol menghindari areal pengembangan Pesantren Babakan, Ciwaringin seperti yang pernah dijanjikan Menteri PU Joko Kirmanto.

"Terus terang kita sudah dijanjikan jalur tol tidak akan menabrak areal pengembangan pesantren ini, tetapi kami tetap khawatir sebelum ada keputusan resmi, bisa jadi berubah karena saat ini para spekulan tampakanya sudah melakukan lobi lagi," katanya.

Santri dari Pontren Ma'dul Ilmi, Baiquni juga menyerukan hal sama. Dikatakan, gerakan spekulan tanah tidak akan terima dengan penggeseran jalur tol, sebab mereka telah mengeluarkan dana miliaran rupiah.

"Pada dasarnya kami hanya menagih janji menteri PU beberapa waktu lalu, agar pemindahaan jalur itu segera dikuatkan dengan keputusan menteri supaya kami bisa tenang," katanya.

Menurutnya, jalan tol yang membelah areal pesantren merupakan salahsatu bentukmemecah belah keutuhan dan keselarasan hidup warga Babakan, Ciwaringin yang saat inimempunyai sekitar 30-an pontren.(ksd)