Daerah

Tugas Banser Mulia Meski Tak Dapat Bayaran

Sel, 24 September 2019 | 16:00 WIB

Tugas Banser Mulia Meski Tak Dapat Bayaran

Gu Huda (tengah pegang mik)

Pati, NU Online
Gu Huda kiai nyentrik dengan rambut sebahu dari Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah mengatakan jika Barisan Ansor Sebaguna (Banser) tugasnya sangat mulia. 
 
Hal itu ia sampaikan ketika salah satu Banser asal Desa Bodeh Pucakwangi diminta duduk mendampinginya saat ceramah di Gedung Kanzus Shalawat Angudi Berkahe Gusti (ABG) Jatilawang Pucakwangi, Pati.
 
"Banser itu berkhidmat kepada bangsa dan negara, menjaga kiai, dan para ulama. Namun yang dilakukan Banser itu benar-benar keikhlasan, karena tidak dapat bayaran," tegas Gus Huda di depan jamaah Pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (23/9) malam.
 
Setiap ada kegiatan keagamaan sambungnya, kegiatan sosial dan pemerintahan, Banser selalu hadir ikut mengamankan dan membantu agar kegiatan tersebut bisa berjalan dengan baik.
 
Pengajian yang dihadiri Habib Muchsin Al Hamid dari Jember Jawa Timur dengan iringan Rebana Ahbabul Mustofa dari kota yang sama itu semakin menambah semarak manakala lantunan Mars Banser menggema. 
 
Jamaah pun tak mau kalah ikut lantang menyuarakan lagu yang menjadi kebanggan Ansor dan Banser tersebut.  
 
Mendengar suara Habib Muchsin memimpin shalawatan, Gus Huda mengajak agar kecintaannya tidak pernah luntur kepada para habaib yang merupakan keturunan baginda Rasulullah SAW. 
 
Ia bahkan menceritakan jika simbahnya Habib Muchsin yakni Habib Hamid Jember, pada masa perjuangannya bisa merubah kebiasaan masyarakat yang semula gemar maksiat menjadi masyarakat yang taat agama.
 
"Habib Hamid yang merupakan simbahnya Habib Muchsin adalah pejuang yang sangat hebat pada masanya. Maka kita jangan sekali-kali membenci para habaib," ujarnya.
 
Selain itu, dalam ceramahnya Gus Huda menceritakan kisah Nabi Musa AS saat terjebak dalam kejaran pasukan Fir'aun. Dalam peristiwa sejarah kenabian itu, Nabi Musa meminta kepada Allah SWT agar diberikan keselamatan atas kepungan bala tentara Fir'aun.
 
"Saat itu Nabi Musa AS meminta dengan sungguh-sungguh kepada Allah dengan menghantamkan tongkatnya, laut bisa terbelah dan menyelamatkan Nabi Musa bersama pengikutnya," ucapnya.
 
Ia menjelaskan, meski Fir'aun beserta bala tentaranya mati karena tenggelam di laut. Namun Allah selamatkan satu dari sekian banyak tentara Fir'aun, hal itu dikarenan tentara tersebut memakai topi yang mirip dengan kopiah Nabi Musa AS. Tentara tersebut, lanjut Gus Huda, cinta akan pakaian Nabi Musa hingga Allah menyelamatkannya.
 
"Baru cinta sama pakaian yang dipakai Nabi Musa saja bisa diselematkan oleh Allah. Apalagi cinta kepada Nabi Musa," paparnya.
 
Di akhir acara, baik Habib Muchsin maupun Gus Huda berpesan kepada jamaah agar ditingkatkan lagi dalam menjaga NU dan para ulama-ulama NU. Karena Nahdlatul Ulama merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang sudah berjuang demi kemerdekaan NKRI. 
 
Kontributor: Ashadi Tamyiz, Suhud Mas'ud
Editor: Abdul Muiz