Daerah

Usia Senja Tak Kurangi Tekad Anggota Banser Ini dalam Berkhidmah

Jum, 30 September 2022 | 10:45 WIB

Usia Senja Tak Kurangi Tekad Anggota Banser Ini dalam Berkhidmah

Komandan Toyo yang diambil saat bertugas mengawal kegiatan ke-NU-an. (Foto: NU Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online 
Usia senja tak mematahkan semangat pengabdian Toyo bin Kasan di Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Sumenep. Seluruh kegiatan ke-NU-an diikuti tanpa mengenal lelah, panas, dan dingin.


Pria yang kini menginjak usia 65 tahun ini terlihat lebih muda dibandingkan dengan Banser sepuh lainnya yang berusia 50 tahunan, yakni Kiai Kurdi Mu'arif.


Diceritakan oleh Toyo bahwa awal mula masuk Banser, kala itu masih belum ada wadahnya atau Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab). Sehingga ia memutuskan diri mengawal pengajian keagamaan di pesantren.


Mengawali pengabdiannya pada Nahdlatul Ulama (NU), habaib dan ulama, bermula saat aktif mengawal kegiatan pesantren pada tahun 2014-an. Artinya, setelah dinyatakan lulus dari Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar), dirinya membulatkan tekad untuk 1 barisan dengan habaib dan ulama di jamiyah.


Pria yang berdomisili di Kecamatan Ganding ini mengakui bahwa mengabdi di Banser mendapat kebahagiaan tersendiri saat memakai baju kebesarannya.


"Banyak masyarakat yang bertanya-tanya pada kami, berapa perolehan gaji yang didapatkan saat mengabdi di Banser? Begitulah kira-kira pertanyaan yang sering keluar dari bibir masyarakat. Padahal yang sebenarnya adalah pengabdian itu tak diukur dengan materi," ujarnya kepada NU Online, Jumat (30/9/2022).


Dijelaskan, profesi yang ditekuninya adalah dagang sepeda motor bekas di daerah Pamekasan dan Sumenep. Kendati demikian, dirinya tetap meluangkan waktunya saat harus mengawal kegiatan NU. 


"Jika tidak acara di NU, kami dagang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun ketika ada acara ke-NU-an, kami masih izin dan berkonsultasi terlebih dahulu kepada istri agar tidak ada kesalahpahaman dalam menjalankan biduk rumah tangga," terangnya.


Toyo menegaskan, selama dirinya mengabdi di NU, Allah memberikan kecukupan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Padahal aktivitas pekerjaannya terkadang ditinggal untuk kegiatan jamiyah yang terkadang sifatnya mendadak.


"Alhamdulillah, kami bersyukur dan belum pernah mendengar keluhan istri saat kami meninggalkan sejenak profesi ini. Allah memberikan rezeki yang cukup pada kami, sehingga kami tidak meminta-minta dan hutang kepada tetangga," tandasnya.


Kontributor: Firdausi
Editor: Syamsul Arifin