Daerah HARI SANTRI 2016

Wabup Jombang: Santri Tak Hanya di Pesantren, Tapi di Sekolah

Jum, 21 Oktober 2016 | 10:18 WIB

Jombang, NU Online
Ratusan siswa SMAN 1 Jombang mengikuti kegiatan Jumat Bahagia yang diselenggarakan Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Jombang. Mereka membacakan tahlil dan istigatsah yang dirangkai shalawat nabi serta mauidhah hasanah.

"Kami mengapresiasi kegiatan ini untuk memberikan nilai plus bagi siswa-siswi kami," kata Kepala Sekolah SMAN 1 Jombang, Nurhidayat, Jumat (21/10) pagi. Dia berharap kegiatan yang dilangsungkan di lapangan sekoloah tersebut memberikan dampak positif bagi siswa.

Dalam taushiyahnya, Wakil Bupati Jombang, Hj. Munjidah Wahab mendorong para siswa untuk berprestasi dan berperilaku layaknya santri. "Seorang santri tidak hanya yang menimba ilmu di pesantren, tapi di sekolah sini juga santri namanya," kata Ketua PC Muslimat NU Jombang tersebut. Tugas mulia bagi pelajar adalah sebagai calon pemimpin umat di masa mendatang. "Karena itu, giatlah belajar untuk meraih cita-cita," pintanya.

Putri pahlawan nasional, KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) ini juga menceritakan kiprah para santri yang melakukan perlawanan fisik demi mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia. Lewat komando KH Hasyim Asy'ari dan dijalankan Mbah Wahab serta sejumlah kiai, maka lahirlah fatwa Resolusi Jihad yang berujung pada peristiwa heroik 10 November 1945. "Fatwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan 22 Oktober 1945 itulah yang sekarang diperingati sebagai hari santri nasional," terangnya.

Di samping menjaga semangat belajar, Hj. Munjidah mengingatkan peserta untuk selektif dalam bergaul. "Cari teman yang baik, jangan sampai ikut-ikutan pergaulan negatif, apalagi sampai terlibat penyalahgunaan narkoba, karena itu dilarang oleh agama dan negara," tandas Pengasuh asrama Lathifiyah 2 di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas tersebut.

Penceramah berikutnya, KH Nur Habibillah juga mengingatkan jangan sampai pelajar terjerumus kepada pergaulan bebas. "Terutama dalam memilih teman di masa sekarang, bisa-bisa terjerumus kepada pergaulan yang rusak," ujarnya. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)