Daerah

Wakil Rais NU Solo: Kiai Imam Rozi Panglima Perang Diponegoro dalam Usia Muda

NU Online  ·  Kamis, 18 Oktober 2018 | 00:00 WIB

Wakil Rais NU Solo: Kiai Imam Rozi Panglima Perang Diponegoro dalam Usia Muda

KH Chalwani Nawawi

Klaten, NU Online
Wakil Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Solo KH Abdul Aziz Ahmad mengatakan, Kiai Imam Rozi yang pada malam ini Haul ke-173 merupakan panglima perang Pangeran Diponegoro.

Dijelaskan Kiai Aziz, Kiai Imam Rozi sedari muda sudah terkenal sebagai seorang yang alim. Juga sudah dikenal oleh Paku Buwono VI dan Pangeran Diponegoro.

Hal tersebut disampakan di hadapan ribuan jamaah ikut memperingati haul ke-173 tokoh ulama di daerah Tempursari, Klaten, Jawa Tengah, Kiai Imam Rozi yang serta Kiai Abdul Muid ke-77, Selasa (16/10) malam. 

“Simbah Kiai Imam Rozi merupakan putra dari Kiai Maryani Wiromenggolo dari Cawas Klaten. Dilahirkan pada tahun 1795 Masehi,” tutur salah satu cicit Kiai Abdul Muid, yang juga Wakil Rais PCNU Surakarta KH M Abdul Aziz Ahmad.

“Pada saat terjadi perang Diponegoro, Kiai Imam Rozi baru berusia 30 tahun, diangkat menjadi seorang utusan penghubung, yang bertugas menyampaikan pesan rahasia Pangeran Diponegoro kepada Paku Buwono VI,” lanjutnya.

Kiai Imam Rozi, kemudian diangkat sebagai seorang panglima perang (manggala yudha) dengan gelar Singa Manjat. 

“Atas jasanya, Kiai Imam Rozi diberikan sebuah tanah perdikan di daerah Tempursari,” kata dia.

Dari Kiai Imam Rozi inilah kemudian lahir sejumlah tokoh ulama di Soloraya, di antaranya Kiai Abdul Mu’id seorang tokoh mursyid Syadziliyyah dan putranya Kiai Ma’ruf yang menjadi Ketua Barisan Kiai Jawa Tengah.

Selain dibacakan manaqib Kiai Imam Rozi dan Kiai Abdul Muid, dalam kegiatan pengajian tersebut, para jamaah juga mendengarkan taushiyah yang disampaikan KH Achmad Chalwani Nawawi pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo. (Ajie Najmuddin/Muiz)