Daerah

Warga Inggris Ini Mengaku Tertarik Islam karena Akhlaknya

Rab, 12 April 2017 | 09:00 WIB

Warga Inggris Ini Mengaku Tertarik Islam karena Akhlaknya

Syekh Mus’ab Penfound (baju hitam)

Demak, NU Online
Rombongan tamu atas nama Majelis al-Muwashalah baina Ulama al-Muslimin yang dipimpin oleh Habib Abu Bakar Adni al-Masyhur bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Senin (10/4) malam. Ia juga membawa serta Habib Muhammad al-Junaid dan Syekh Mus’ab Penfound, seorang magister asal Menchester Inggris yang melanjutkan belajar di Mesir dan Yaman.

Silaturahmi yang juga dihadiri ratusan santri ini membuat Syeikh Mus’ab terenyuh hatinya, karena mengingat sepuluh tahun yang lalu saat ia belum mengenal Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Ia pun berbagi pengalaman mengapa tertatarik dengan Islam dan kemudian  memeluknya. Suatu ketika ia melihat para pemuda yang sungguh-sungguh belajar dan berdakwah dengan akhlak mulia. Melihat mereka ada perasaan kagum. Lalu bertanya-tanya apa Islam itu? Siapa Muslim itu?

Setelah mempelajari Islam akhirnya ia menyimpulkan bahwa inti ajaran dari Islam adalah akhlak yang mulia. Hal itulah yang membuka pintu hidayah sehingga ia memeluk Islam. Beberapa bulan kemudian orang tuanya pun mengikuti jejaknya memeluk Islam.

“Inilah bukti bahwa akhlak mulia dapat mengubah dan berpengaruh pada diri seseorang. Maka praktikkan dalam keseharian kalian. Mungkin nanti ada yang melanjutkan belajar ke mana-mana, yang terpenting adalah niat ikhlas dan sungguh-sungguh sehingga memberi dampak pada akhlak dan karakter masing-masing,” jelasnya kepada para santri.

Ia juga memberikan tips-tips khusus dalam menumbuhkan semangat belajar, yakni niat yang baik, mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang disampaikan guru, berkumpul dengan oaring-orang yang shaleh, memilah dan memilih mana yang positif dalam belajar dan menghindari pergaulan yang negatif.

Habib Muhammad al-Junaid yang sudah beberapa kali bersilaturahim di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen mengungkapkan bahwa tujuan silaturahim ini adalah sebagai  wujud khidmah kepada ulama dan khidmah dakwah umat.

Bersyukurlah Menjadi Santri

Kepada para santri ia mengajak untuk tetap bersyukur manjadi santri, karena menjadi santri adalah wujud implementasi dari perintah Hadits Nabi SAW bahwa seoarang Muslim dituntut untuk menjadi orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan jangan menjadi tipe orang kelima yang tidak termasuk di antara keempat tipe di atas.

“Malam ini kita semua berkumpul di majlis ini, majlis yang tidak membedakan antara orang Arab dan non-Arab. Semua setara. Inilah nikmat agama,” tuturnya.

Tampak hadir menyambut rombongan segenap pimpinan Pondok Pesantren se-Suburan, Mranggen, Demak, di antaranya KH Muhammad Hanif Muslih, Prof Dr KH Abdul Hadi, KH Muhibbin Muhsin al-Hafidz, KH Ali Mahsun, KH Asif Makhdum, KH Helmi Wafa, KH Faizurrahman Hanif, dan lain-lain.

Dalam sambutannya, KH. Muhammad Hanif Muslih menyampaikan kegembiraanya dan berterima kasih atas kunjungan silaturahmi ini. Ia menuturkan sejarah berdirinya Pondok Pesantren dan perkembangannya sampai saat ini.

“Mudah-mudahan kedatangan beliau-beliau ini memberikan barakah kepada Pesantren Futuhiyyah, terutama kepada para santri khususnya,” harapnya. (Ben Zabidy/Mahbib)