Daerah

Warga Pulau Sapudi Tidak Menyadari Datangnya Bahaya Gempa

NU Online  ·  Kamis, 11 Oktober 2018 | 09:15 WIB

Warga Pulau Sapudi Tidak Menyadari Datangnya Bahaya Gempa

Rumah warga Pulau Sapudi Sumenep akibat gempa.

Sumenep, NU Online
Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,4 berpusat di 61 km timur laut Situbondo dirasakan warga Pulau Sapudi Sumenep, Jawa Timur. Akibatnya, puluhan rumah roboh dan retak. Bahkan akibat gempa tersebut menimbulkan korban meninggal. 

Zainul Hasan yang merupakan warga Sapudi menceritakan bahwa saat kejadian, masyarakat sedang tidur. “Karena waktu itu dini hari, dan masyarakat kebanyakan istirahat,” katanya kepada media ini, Kamis (11/10).

Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep ini mengemukan bahwa sejak awal, warga tidak menyadari akan adanya bahaya gempa. “Kami tidak memperoleh kabar apapun terkait akan adanya gempa,” kata alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini.

Warga Dusun dan Desa Somber, Kecamatan Nonggunong, Pulau Sapudi tersebut mengemukakan akibat gempa yang cukup kuat itu ada tiga rumah yang rata dengan tanah. “Sedangkan puluhan lainnya retak dan rusak,” ungkapnya.

Menurutnya, kalau kemudian akibat gempa menimbulkan korban jiwa yang meninggal, hal tersebut disebabkan tidak ada peringatan dini terkait musibah. “Tiba-tiba saja tanah bergetar yang diiringi reruntuhan benda dan bangunan,” kenangnya.

Dalam pandangan Zainul, rata-rata korban meninggal lantaran terlambat keluar rumah. “Itu tadi, sangat tiba-tiba dan sebagian besar warga sedang tidur di dalam rumah,” jelasnya.

Para korban meninggal hingga kini mencapai tiga orang. “Mereka meninggal setelah berhasil dibantu warga dan mendapatkan pertolongan di Puskesmas,” tuturnya. Karena luka yang dialami demikian parah, maka nyawa sejumlah korban tidak dapat diselamatkan, lanjutnya.

Sekedar diketahui, gempa dini hari tersebut berkekuatan M 6,4 dengan lintang 7,42 LS dan garis bujur 114,47 BT dengan kedalaman 10 km. Dalam rilis yang keluarkan dinas terkait, merupakan gempa jenis dangkal yang tak berpotensi tsunami. (Ibnu Nawawi)