Daerah

Waspada, Banyak Orang Merasa Jadi Ustadz Berbekal Pengetahuan Medsos

Sen, 1 Januari 2018 | 16:00 WIB

Waspada, Banyak Orang Merasa Jadi Ustadz Berbekal Pengetahuan Medsos

Mustasyar PCNU Pringsewu KH Anwar Zuhdi

Pringsewu, NU Online
Mustasyar PCNU Pringsewu KH Anwar Zuhdi mengingatkan masyarakat khususnya umat Islam agar waspada dan senantiasa berpegang teguh kepada apa yang telah disampaikan oleh para kiai dan ulama tempat mereka menuntut ilmu, baik pesantren maupun Madrasah Diniyah.

Hal itu sampaikan menanggapi informasi yang ditemui di berbagai media saat ini, yang kemungkinan seseorang akan dengan gampang terpengaruhi, terprovokasi, dan terombang-ambing sehingga akhirnya terjerumus kepada pemahaman yang salah. Apalagi informasi tersebut terkait dengan permasalahan agama yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak jelas silsilah keilmuannya.

"Pegang teguh apa kata Kiai saat mondok. Tidak mungkin para kiai menjerumuskan kita ke jurang kerusakan. Jangan sampai pesan kiai yang sudah mendidik kita bertahun-tahun, kita campakkan begitu saja karena ikut ustadz baru di media sosial yang tak jelas sanad keilmuannya dan baru kita kenal," imbaunya, Ahad (31/12).

Saat ini, lanjutnya, umat Islam harus juga waspada dan cerdas dalam membaca, mencari, dan memahami akar permasalahan khususnya tentang agama khusus media sosial. Jangan sampai asal comot dari sumber atau situs internet yang tidak memiliki kredibilitas.

"Lihat saja saat ini, kita bisa menilai pola pikir seseorang dari situs internet apa yang sering dibaca dan di-share. Kalau yang di-copy paste itu dari situs yang radikal sudah bisa pastikan pola pikirnya juga radikal," kata kiai yang akrab disapa Abah Anwar ini.

Dengan demikian, menurutnya, sudah menjadi keharusan bagi siapa saja yang belum paham untuk menanyakan dan berkonsultasi kepada yang lebih paham situs internet apa saja yang patut untuk dijadikan referensi dan situs mana saja yang hobi menyebar pemahaman radikal, hoaks ataupun ujaran kebencian.

Abah Anwar menambahkan, rentannya masyarakat saat ini terpengaruh oleh paham transnasional tidak terlepas dari pola pikir yang melulu mengedepankan akal dan rasio. Generasi muda saat ini sangat rentan terpapar kondisi tersebut, karena merekalah pengguna media sosial terbanyak.

"Sedikit-sedikit harus ada dalilnya. Kalau tidak ada dalilnya, tidak boleh alias haram. Giliran sudah dikasih tahu dalilnya masih ngeyel dan tidak dikerjakan," ujarnya.

Ia menyayangkan hal itu diperparah dengan banyaknya orang yang tiba-tiba menjadi ustadz ataupun merasa ustadz walaupun tidak belajar dari guru, dan hanya bermodal pemahaman dari media sosial. (Muhammad Faizin/Kendi Setiawan)