Daerah

Yang Sholat Tak Akan Korupsi

NU Online  ·  Selasa, 22 Agustus 2006 | 07:28 WIB

Bandung, NU Online
Sejumlah tokoh masyarakat Bandung mengingatkan pentingnya aktualisasi sholat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sholat yang benar akan membentuk mental umat Islam merasa selalu diawasi Allah dan tidak akan berbuat maksiat seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Ketua PW GP Ansor NU Jabar, KH. Ali Anwar Yusuf, Wakil Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jabar H. Zulkarnaen dan Ketua PW Persatuan Umat Islam (PUI) Jabar, dan H. Djadja Djahari menyampaikan itu ketika dimintai pendapatnya berkaitan dengan Isra Mi’raj yang jatuh pada 27 Rajab 1427 H bertepatan dengan Senin (21/8) kemarin.

<>

Menurut Ali Anwar, salah satu asma Allah ialah ar-raqib bermakna pengintai, pengawas, pemerhati, atau pengamat terhadap seluruh amalan manusia. "Manusia harus memiliki kesadaran merasa selalu diawasi oleh Allah, muraqabah, sehingga perbuatan baik akan mudah dikerjakan, sedangkan perbuatan maksiat dibencinya," katanya.

Masih maraknya penyimpangan dan penyelewengan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara seperti KKN, kata Ali Anwar, disebabkan karena mereka tidak merasa diawasi oleh Allah. "Sholat yang dijalankan sebatas memenuhi syarat dan rukun sholat, tapi tidak mengetahui hikmah di balik sholat," katanya.

Zulkarnaen menambahkan, sholat sebagai "oleh-oleh" Nabi Muhammad saat melaksanakan Isra dan Mikraj merupakan amalan utama yang menentukan kadar prestasi seorang Muslim.

"Betapa pentingnya sholat sehingga amalan lain ditentukan oleh mutu sholat yang dikerjakan. Kalau sholat bermutu bukan sekadar ruku, sujud, dan sejenisnya melainkan amalan sholat diterjemahkan dalam kehidupan," ujarnya.

Djadja Djahari mengatakan, Isra Mi'raj mencambuk kaum Muslimin untuk meningkatkan amal-amal kebajikannya dengan mengharap rida Allah SWT. (nur/pr)