Daerah

Ziarah Kubra, Pembuka Peringatan Hari Santri di Madiun

Sab, 5 Oktober 2019 | 06:30 WIB

Ziarah Kubra, Pembuka Peringatan Hari Santri di Madiun

Warga NU Kabupaten Madiun, Jawa Timur memulai peringatan Hari Santri dengan ziarah. (Foto: NU Online/Hendrik Sulaksono)

Madiun, NU Online
Panitia penyelenggara Hari Santri 2019 di Kabupaten Madiun, Jawa Timur telah menetapkan berbagai jenis kegiatan. Di antaranya ziarah kubra, kemah bakti Ansor-Banser, jalan santai ala santri, musabaqah tilawatil kutub, lomba hantaran dan penyuluhan stunting oleh Fatayat dan Muslimat, dan beberapa kegiatan lainnya. Peringatan Hari Santri ditutup dengan apel akbar pada 22 Oktober.

Dari berbagai kegiatan tersebut, panitia memulainya dengan ziarah kubra di dua titik pada Jumat (4/10). Pertama di Sewulan Makam Ki Ageng Basyariyah, yang kedua di Makam Ki Anom Besari Kuncen Cauban.

Dipilihnya dua titik itu karena keduanya adalah tokoh bersejarah dalam penyebaran ajaran-ajaran Islam di Madiun. Bahkan mereka adalah pembabat Kabupaten Madiun. "Keduanya adalah pendiri Kabupaten Madiun dan merupakan kiai yang pertama kali mengenalkan agama Islam di sekitar Madiun," Ketua PCNU Kabupaten Madiun, KH Mizan Basyari, Jumat (4/10).

Ia berharap kepada warga NU khususnya untuk menyukseskan rangkaian agenda yang sudah disusun panitia.

Pria yang akrab disapa Gus Mizan ini mengemukakan, perhelatan Hari Santri sejak ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia sebagai momentum nasional sejak empat tahun silam sudah seharusnya didukung penuh oleh warga NU. Keterlibatan nahdliyin setiap diperingati momentum tahunan ini menjadi penentu terhadap kesuksesan Hari Santri.

Menurut pandangannya, langkah Presiden Joko Widodo menetapkan Hari Santri pada 22 Oktober saat itu sangat tepat. Pasalnya, pada 21-22 Oktober 1945 silam merupakan momen bersejarah bagi kalangan pesantren tak terkecuali warga NU. Saat itu Gerakan Resolusi Jihad Almaghfurlah KH Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim) bersama sejumlah kiai dari berbagai daerah ditetapkan dan dikumandangkan.

"Dipimpin langsung oleh Rais Akbar NU, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari mendeklarasikan perang kemerdekaan sebagai perang suci alias jihad yang kemudian meletuslah peperangan sengit antara pasukan Inggris melawan para pahlawan pada 10 November 1945," ucapnya.

Untuk itu, dengan dirayakannya Hari Santri, kata dia, sejarah panjang tersebut diharapkan selalu diingat dan diperingati warga NU.

Kontributor: Hendrik Sulaksono
Editor: Syamsul Arifin