Daerah

Ziarah Kubur, Pengenalan Tokoh Sejak Usia Dini

Jum, 21 Juni 2019 | 14:00 WIB

Ziarah Kubur, Pengenalan Tokoh Sejak Usia Dini

Ziarah kubur SDUT Jepara, Jateng

Jepara, NU Online
Sebanyak 30 siswa-siswi Sekolah Dasar Unggulan Terpadu (SDUT) Masyitoh Muslimat NU Bandungrejo Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara mengikuti kegiatan Ziarah ke Makam Mantingan Jepara pada Selasa (18/6) kemarin. 

Setelah berziarah kegiatan dilanjutkan dengan liburan ke Pantai Teluk Awur Jepara. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mengisi liburan semester 2. 

Perlu diketahui kegiatan ziarah kubur tidak asing bagi kalangan SDUT Masyitoh karena setiap selapan sekali pada Jumat Wage siswa-siswi dan guru berziarah ke makam Mbah Abdus Shomah/Mbah Muru’an yang merupakan leluhur Desa Bandungrejo. 

Kepala SDUT Masyitoh, Ahmad Alimul Hasan kepada NU Online, Jumat (21/6) mengatakan, kegiatan ziarah diadakan untuk mengenalkan tokoh pejuang di Jepara sejak usia dini yaitu Sultan Hadlirin dan Raden Abdul Jalil. “Agar anak dapat mengenal dan memahami perjuangan pendahulu yang berdakwah agama Islam di bumi Jepara,” katanya. 

Dikatakan, di era sekarang ini banyak generasi muda yang lupa akan kultur budaya yang sangat melekat pada masyarakat jawa. Karenanya, pihaknya mengenalkan dan membentuk karakter bangsa yang mampu bertahan hidup dengan memasukkan pembelajaran karakter melalui ziarah kubur. 

“Ziarah kubur merupakan karakter bangsa Indonesia yang tetap lestari di bumi Nusantara. Ziarah kubur bukan sekadar memandangi pusara orang-orang sudah meninggal akan tetapi lebih dari pada itu. Tradisi ziarah kubur merupakan simbol adanya hubungan dengan para leluhur, sesama, dan Yang Maha Kuasa atas segalanya,” lanjut alumnus STAIN Kudus ini. 

Ditambahkan, ziarah kubur merupakan sebuah pola ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai Islam. Ziarah kubur menjadi contoh akulturasi agama dan kearifan lokal.

Hasan melanjutkan, ziarah kubur merupakan kearifan lokal masyarakat Jawa yang syarat nilai dan karakter luhur. Tradisi apapun bentuknya jika tidak dijaga dan dilestarikan akan hilang tergerus zaman. “Jika sejak dini tidak dikenalkan lalu siapa lagi yang akan menjaga dan mengamalkan tradisi luhur para leluhur kita. Ajarkan kepada mereka dengan ziarah kubur yang mampu mengarah kepada ajaran Islam yang rahmatan lil alamin,” pungkasnya. 

Salah satu murid kelas 1 SDUT, Raja Ditya Birawa mengungkapkan, dengan mengikuti kegiatan tersebut mengaku senang dan ia minta diadakan acara yang sama lagi. (Syaiful Mustaqim/Muiz)