Opini

Keunikan Waktu Shalat di Rusia

Kam, 25 November 2021 | 18:00 WIB

Keunikan Waktu Shalat di Rusia

Masjid Imam Seid Kul Sharif Kazan, Rusia. (Foto: Mosqpedia)

Indonesia berada tepat di garis tengah bumi (khatulistiwa) yang menjadikannya memiliki dua musim saja, yakni hujan dan kemarau. Posisi geografis ini juga membuat perubahan waktu relatif lebih stabil. Waktu shalat hanya berubah satu atau dua menit dari hari kehari, dan bahkan terkadang tidak berubah sama sekali selama beberapa waktu. 


Beberapa negara lain tentu saja berbeda, terlebih tidak dilewati garis khatulistiwa. Rusia, misalnya, yang berada di belahan bumi bagian utara dengan luas wilayah hampir sembilan kali lipat luas daratan Indonesia. Setiap musim, panas; gugur; dingin; dan semi, dan perubahan waktu sangat bergantung di mana kota atau wilayah tersebut berada. Satu kota dengan lainnya akan cukup berbeda. Salah satu yang unik dialami penulis yang tinggal dan belajar di Kota Kazan, Republik Tatarstan, Rusia.


Kazan adalah salah satu kota dengan mayoritas Muslim di Rusia. Menurut kanal berita tatarinfo.ru, sekitar 72 persen penduduk Kazan memeluk agama Islam. Berada di titik koordinat 55°47′47″ LU dan 49°06′32″ BT menjadikan Kazan sebagai kota mayoritas Muslim paling utara di dunia. Perubahan musim sangat terasa sehingga waktu shalat pun terlihat unik dan mencengangkan bagi sebagian besar warga Indonesia. 


Berdasarkan jadwal resmi dewan mufti Tatarstan (ДУМ РТ), pada musim dingin tanggal 17 Desember yang merupakan salah satu hari dengan waktu malam terpanjang, waktu fajar dimulai pada pukul 05:33, dan matahari terbit sangat lambat pada pukul 07:58. Selanjutnya Zuhur pada pukul 11:24, Asar pada pukul 13:02, matahari terbenam pada pukul 14:49, dan sudah Isya pada pukul 16:51. 


Sementara di musim panas, ketika siang hari jauh lebih panjang dari malam hari, contohnya pada tanggal 19 Juni, matahari terbit sangat cepat pada pukul 02:57 pagi hari. Adapun Zuhur pada pukul 11:44, dan Asar pada pukul 17:33. Matahari baru terbenam pada pukul 20:32, dan waktu shalat Isya baru masuk pada pukul 22:02.


Oleh karena itu, Kazan memiliki satu fenomena unik yang tidak bisa ditemukan di Indonesia, biasanya dikenal dengan istilah "menggantung waktu shalat." Pada hari-hari puncak musim panas, ketika siang hari sangat panjang, cahaya permulaan fajar dan cahaya terbenam matahari menjadi satu. Malam sejati yang benar-benar gelap tidaklah ada karena selalu ada cahaya di cakrawala, sehingga secara perhitungan astronomis waktu shalat Isya dianggap hilang.


Dikarenakan perhitungan waktu shalat secara normal tidak memungkinkan, maka jalan keluar yang diambil adalah "menggantungkan sementara" waktu shalat di wilayah Kazan, dan sebagai gantinya mengikuti wilayah mayoritas muslim terdekat, dalam hal ini Kota Astrakhan di selatan Rusia. Pendapat ini didasarkan pada fatwa ulama besar asal Kazan yang bernama Imam Shihabuddin al-Marjani, dalam kitabnya Nazurat al-Haqq fi Fardiya al-Isya wa in lam Yagib asy-Syafaq.


Fenomena ini pada tahun 2021 terjadi pada bulan puasa Ramadan. Tentunya hal ini menyebabkan banyak orang kaget dan bertanya-tanya. Pada tanggal 5 Mei 2021, waktu akhir santap sahur (juga waktu awal fajar) adalah pada pukul 23:44. Namun, sehari berselang, waktu tersebut mundur secara derastis sebanyak dua jam menjadi pukul 01:49 (padahal seharusnya menjadi 23:41, karena perbedaan tiap hari adalah sekitar tiga menit lebih cepat). Perubahan besar tersebut terjadi karena adanya keputusan “menggantungkan waktu" seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.


Beruntung, perubahan ini telah banyak diumukan di media sosial, media massa, dan di masjid-masjid Kazan dan Republik Tatarstan Rusia. Jikalau diteliti secara lebih cermat, fenomena ini bukanlah sesuatu yang baru di Kota Kazan dan Republik Tatarstan. Hal tersebut merupakan fenomena tahunan yang disebabkan keistimewaan geografis wilayah ini yang berada jauh di belahan utara bumi.


Maka dari itu, janganlah kaget jika anda menanyakan “Apakah yang paling dicari umat Islam di Rusia di awal bulan?”, dan jawaban yang diterima adalah “kertas jadwal shalat bulanan yang dibagikan di masjid-masjid.”

 

Syauqy Arinal Haqq. Wakil ketua PCINU Federasi Rusia dan Eropa Utara dan mahasiswa program magister di Kazan Federal University.