"Mengingat Hadits Nabi Saw tentang memakan kurma ketika berbuka, saya beritahu kalian, di negeri saya juga ada buah yang tak kalah manis dengan kurma," ucap Syekh Nawawi.
"Betul, Syekh, kalau di jazirah Arabia ini kami memang makan kurma. Lalu bagaimana dengan negeri Syekh yang tidak ditumbuhi buah kurma?" Tanya salah seorang murid beliau.
"Sebentar."
Syekh Nawawi langsung menyembunyikan tangannya ke bagian punggung. Ratusan santrinya pun mulai terlihat keheranan. Tak lama terdengar oleh mereka suara seperti seseorang yang sedang mengambil buah dari sebuah pohon. Kemudian Syekh Nawawi menyuguhkan buah rambutan yang persis baru diambil dari pohonnya. Sontak para santri pun keheranan dengan apa yang baru saja dilakukan guru mereka.
"Nah, ini yang saya makan pertama kali ketika berbuka puasa di Jawi (Tanara, Banten). Silakan dicicipi," ujar Syekh Nawawi sambil membagikan rambutan (ajaib) tersebut kepada para santrinya.
Kisah tersebut dituturkan turun temurun melalui para murid Syekh Nawawi dan akhirnya sampai ke saya melalui jalur Rohimuddin Nawawi Jahari al-Bantani. Hikmah yang bisa kita petik adalah, Syekh Nawawi yang kala itu sudah menjadi Imam Besar Masjid l-Haram, menggantikan posisi Syekh Achmad Khatib Minangkabau yang menjabat Imam Besar pada medio 1802-1872—ingin memberitahu para santrinya (termasuk umat Islam hari ini), bahwa kurma yang jadi penganan khas masyarakat Arab, tak melulu harus dijadikan santapan berbuka—jika memang ada buah lain yang tak kalah manis.
Pendekatan fiqih yang cerdas dan lentur seperti ini, muncul dari seorang ulama Nusantara abad-19 yang bergelar Sayyid l-'Ulama al-Hijaz (Penghulu Ulama Semenanjung Arabia). Ikhwal ketinggian ilmunya pula, hanya Syekh Nawawi lah satusatunya ulama dunia yang dikebumikan disisi maqbarah istri Rasulullah Saw, Siti Khadijah al-Kubra ra. Maka bisakah kita mengunduh secuil pelajaran berharga dari kehidupan beliau yang mulia? (Ren Muhammad)
Terpopuler
1
Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak, Keluarga, hingga Orang Lain, Dilengkapi Latin dan Terjemah
2
Data Hilal Jelang Idul Fitri 1446 H Menurut Lembaga Falakiyah PBNU dan BMKG
3
Khutbah Jumat: Jangan Biarkan Ramadhan Berlalu Tanpa Jejak
4
Gus Baha Anjurkan Zakat Diberikan kepada Keluarga Terdekat
5
Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ramadhan Membentuk Pribadi Berkarakter, Disiplin, dan Peduli Lingkungan
6
Kultum Ramadhan: Mari Perbanyak Istighfar dan Memohon Ampun
Terkini
Lihat Semua