Baginda Raja tetiba menginginkan mahkota dari surga. Ia pun menantang Abu Nawas untuk mengambilnya. (Ilustrasi: reviversgalleria.com)
Patoni
Penulis
Baginda Raja Harun Ar-Rasyid kerap menguji sang cerdik cendekia, Abu Nawas dengan tantangan-tantangan yang mustahil dilakukan.
Tetapi di tangan Abu Nawas, tantangan-tantangan Baginda Raja bisa terselesaikan begitu saja sehingga makin membuat Raja penasaran untuk terus menguji Abu Nawas.
Kala itu, setiba di istana dari blusukannya di kampung-kampung, Baginda Raja tetiba menginginkan mahkota dari surga. Ia pun menantang Abu Nawas untuk mengambilnya.
“Tapi ada satu sarat untuk mengambil mahkota yang paduka maksud,” ucap Abu Nawas kepada Raja.
“Apa syarat itu?” tanya Baginda Raja.
Â
"Baginda harus menyediakan pintu agar hamba bisa memasukinya," tutur Abu Nawas.
"Pintu apa?" tanya Baginda belum mengerti.
"Pintu alam akhirat, paduka," jawab Abu Nawas.
"Apa itu?" tanya Baginda ingin tahu.
"Kiamat, wahai Paduka yang mulia,” jelas Abu Nawas, Baginda Raja terdiam.
Abu Nawas melanjutkan: “Karena masing-masing alam mempunyai pintu. Pintu alam dunia adalah liang peranakan ibu. Pintu alam barzah adalah kematian, dan pintu alam akhirat adalah kiamat.”
"Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga?" Abu Nawas kembali bertanya. Baginda Raja tidak menjawab. Akhirnya, Abu Nawas undur diri dari istana. (Fathoni)
Â
Terpopuler
1
Membatalkan Puasa Syawal karena Disuguhi Hidangan saat Bertamu, Bagaimana Hukumnya?
2
Khutbah Jumat: Menata Pola Hidup Positif Pasca-Ramadhan
3
Khutbah Jumat: Meraih Pahala Berlimpah dengan Puasa SyawalÂ
4
Hukum Mengulang Akad Nikah karena Grogi
5
Tellasan Topak, Tradisi Perayaan Lebaran Ketupat di Madura pada 8 Syawal
6
Sejarah Awal Berdirinya Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon
Terkini
Lihat Semua