Humor HUMOR SUFI

Abu Nawas Terusir dari Kampung Halaman

Sel, 28 Juli 2020 | 09:00 WIB

Abu Nawas Terusir dari Kampung Halaman

Perjanjian dibuat agar Abu Nawas tidak kembali lagi ke kampung halamannya dengan menaiki keledai. (Ilustrasi: NU Online)

Suatu malam, Baginda Raja Harun Ar-Rasyid bermimpi ketemu Abu Nawas di suatu tempat. Baginda memang kenal dekat dengan Abu Nawas. Tapi terbilang tidak pernah sampai memimpikan manusia yang dikenal mempunyai akal cerdik itu.


Baginda Raja lalu menanyakan pertanda mimpi tersebut kepada penasihat spiritual istana. Sang penasihat tegas mengatakan bahwa mimpi pertemuan Raja dengan Abu Nawas itu akan mendatangkan musibah. Sebab itu Abu Nawas harus diusir dari kampungnya.


Entah apa yang ada dibenak si penasihat itu. Perjanjian dibuat agar Abu Nawas tidak kembali lagi ke kampung halamannya dengan menaiki keledai.


Abu Nawas menemukan cara lain yang tidak termasuk larangan Baginda Raja Harun Ar-Rasyid itu. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, Abu Nawas berangkat, menuju ke negerinya sendiri. Perasaan rindu dan senang menggumpal menjadi satu akan kampung halamannya itu.


Kerinduan itu semakin memuncak karena Abu Nawas tahu sudah semakin dekat dengan kampung halaman. Mengetahui Abu Nawas bisa pulang kembali, penduduk negeri gembira.


Desas-desus tentang kembalinya Abu Nawas segera termasuk sampai ke telinga Baginda Harun Ar-Rasyid. Baginda juga merasa gembira mendengar berita itu tetapi dengan alasan berbeda dengan rakyat.


Rakyat gembira melihat Abu Nawas pulang kembali, karena mereka mencintainya. Sedangkan Baginda Raja gembira mendengar Abu Nawas pulang kembali karena beliau merasa yakin kali ini pasti Abu Nawas tidak akan bisa mengelak dari hukuman. Karena Baginda yakin, Abu Nawas pasti kembali ke kampung dengan mengendarai keledai.


Setelah melihat kembalinya Abu Nawas, Baginda kecewa karena Abu Nawas ternyata bergelayut di bawah perut keledai. Sehingga Abu Nawas tidak bisa dikatakan telah melanggar larangan Baginda Raja. Karena Abu Nawas tidak mengendarai keledai. (Fathoni)