Humor

Akal-akalan Kiai Bisri Mustofa

Kam, 6 September 2012 | 07:30 WIB

Perbedaan pandangan yang meruncing dua pimpinan NU, antara Kiai Idham Chalid dengan Pak Subhan ZEmembuat para sesepuh prihatin. Mbah Kiai Maā€™shum Lasem pun memanggil Kiai Bisri Mustofa.
<>
ā€œSri, mbok Sampeyan bikin ikhtiar untuk merukunkan Idham sama Subhan!ā€ perintahnya Mbah Ma'shum.

Kiai Bisri garuk-garuk kepala. Ia memahami keprihatinan para sesepuh. Di sisi lain, ia sendiri punya dugaan bahwa mungkin saja ā€œperselisihanā€ di antara dua pemimpin itu disengaja, paling tidak diperlukan. Kenapa?

Indonesia dan NU sedang dalam masa-masa genting peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Ada harapan-harapan, tapi tak ada yang bisa memastikan apa yang akan dilakukan oleh Soeharto, si penguasa baru.Ā 

Di depan mata hanya ada pilihan-pilihan sulit. Oleh karenanya, ā€œperselisihanā€ di antara kedua pemimpin itu ibarat ā€œmenyediakan sekoci di tengah badaiā€.


Kiai Bisri merasa, tidak mudah menjelaskan pikirannya itu kepada Mbah Maā€™shum, sedangkan ia terlalu takdim kepada beliau. Maka ia berusaha mengelak:

ā€œPanjenengan yang sepuh kan lebih berwibawa, ā€˜Yai.ā€

ā€œNggak bisa! Ini soal rumit. Harus pakai akal-akalan. Sampeyan kan banyak akal!ā€ Mbah Maā€™shum memaksa.

Tak berkutik, Kiai Bisri pun mematuhi perintah Mbah Maā€™shum, yakni merancang akal-akalan.

Kiai Bisri lantas beli satu peti Green Spot (soft-drink yang populer waktu itu) dan satu peti sirup Kawis (sirup khas produk Rembang).Ā 

Ia suruh santri mengantarkan Peti Green Spot kepada Pak Subhan ZE dengan pesan: ā€œDari Kiai Idham Chalid, mohon tanda terimaā€.Ā 

Pada saat yang sama, santri lain disuruh mengantarkan limun Kawis kepada Pak Idham dengan pesan: ā€œDari Pak Subhan ZE, mohon tanda terimaā€.

Maka diperolehlah dua lembar tanda terima:

1. ā€œTelah terima satu peti Green Spot dari KH Idham Khalid. Terimakasih sebesar-besarnya. Ttd: Subhan ZEā€

2. ā€œTelah terima satu peti limun Kawis dari Saudara Subhan ZE. Jazaakumullah. Ttd: Idham Chalidā€.

Kiai Bisri menghaturkan kedua lembar tanda terima itu ke hadapan Mbah Maā€™shum.

ā€œSudah bisa rukun, Yaiā€, ia melapor, ā€œlha ini sudah saling kirim-kirimanā€¦ā€

Mbah Maā€™shum sumringah. (TerongGosong)