Humor

Cerdas Cermat Sidang Isbat

Sab, 18 Juli 2015 | 20:03 WIB

Setiap akhir tahun, LP Ma’arif NU Comal selalu mengadakan perhelatan akbar yang bernama Pekan Madaris. Yaitu pekan di mana madrasah-madrasah bertemu, bershilaturahim, dan menunjukkan kehebatannya masing-masing melalui berbagai lomba. Seperti hafalan nadham, membaca puisi, berpidato, menggambar, dan lomba umum lainnya. Dan selalu saja, Lomba Cerdas Cermat (LCC) dianggap sebagai puncak dari rangkaian lomba. <>

Seperti Pekan Madaris tahun ini, LCC selalu dinanti-nanti. Madin Nurul Huda tampil pada gelombang pertama. Soal wajib, lemparan, dan rebutan mampu diselesaikan dengan baik, sehingga lolos menuju Final.

Pertandingan begitu menegangkan. Soal-soal wajib dijawab dengan penuh ketegangan, karena waktu yang diberikan juri di setiap pertanyaan hanya 5 detik. Begitu pun dengan soal lemparan.

“Soal lemparan untuk Regu B (Madin Wonokromo),” kata salah seorang juri. “Metode apa yang digunakan oleh organisasi Nahdlatul Ulama dalam menentukan awal Ramadhan dan awal Syawal?”

Seperti yang kita ketahui, NU selalu mengutamakan metode Rukyatul Hilal atau melihat bulan untuk menentukan awal bulan dalam tahun hijriyah. Jika Hilal tak terlihat, maka bulan tersebut disempurnakan menjadi 30 hari.

Regu B hanya diam kebingungan mendapat pertanyaan itu.

“Waktu habis! Regu C!”

Yang ditanya buru-buru menjawab, “Menyempurnakan bulan menjadi 30 hari.”

“Kurang tepat! Regu A (Madin Nurul Huda)!”

Dalam hati aku bergumam, pertanyaan itu belum pernah diajarkan, apakah mereka bisa menjawab?

Dengan ragu, regu A menjawab, “Sidang Isbat.......”

 

Uswah As-Sayidi, Santri kalong di MT Birrul Walidain, Desa Gintung Comal Pemalang