PAGI-PAGI sekali, Gus Dur mengundang santrinya. āTolong, Kang, dibacakan lagi tulisanku. Bilang saja kalau ada kalimat yang tidak mudah dipahami atau ada tanda baca yang belum pas,ā Gus Dur meminta.
<>
Kang Santri menerima dua lembar tulisan Gus Dur dengan takdim. Lalu duduk di bawah sang guru. Dia langsung membacanya dengan jelas. Tapi, paragraf pertama belum habis dibaca, Gus Dur keluarkan perintah yang lain.
āSampeyan duduk di sini dong,ā minta Gus Dur sambil menepuk-nepuk kursi di sampingnya. Kang Santri berdiri, dan sambil mesam-mesem tidak jelas, duduk di kursi, di samping sang guru.Ā
Sejurus kemudian Kang Santri membacakannya kembali.
Setelah beres, Gus Dur meminta Kang Santri mengirim tulisannya. āTolong kirim tulisanku ke Duta Masyarakat. Pakai internet Sampeyan ya, Kang,ā kata Gus Dur. Yang dimaksud Gus Dur internet adalah surat elektronik atau e-mail.Ā
Namun Kang Santri tidak langsung pergi. Tampak ada yang ingin disampaikan. āGus, ini tulisan bagus sekali. Jika dikirim di koran nasional pasti dimuat,ā Kang Santri usul.
āAh, Sampeyan ini ngerti apa? Biar Duta Masyarakat itu koran lokal, tapi yang baca kan orang NU. Kirim saja ke sana, biar dibaca jamaāah NU di desa-desa,ā ujar Gus Dur memberi pengertian.
ā Tujuanya memang agar orang NU menikmati tulisan bagus,ā lanjut Gus Dur sambil ketawa ringan. Kang Santri hanya mantuk-mantuk, lalu mencium tangan Gus Dur. Dan Kang Santri pun bergegas ke warung internet. (Hamzah Sahal)
Terpopuler
1
PBNU Kembali Buka Beasiswa ke Maroko, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
2
Sempat Alami Gangguan Jiwa karena Kecanduan Game, Pemuda KediriĀ Ini Hafal Al-Qur'an 30 Juz
3
NU Care-LAZISNU Purbalingga Berdayakan Ekonomi Seorang Guru Ngaji Penjual Dawet Ayu
4
MTQ Nasional XXX 2024: Inilah Lokasi, Tema, dan Logonya
5
Pahala Shalat di Hotel Makkah Dilipatgandakan seperti Keutamaan di Masjidil Haram
6
Jamaah Haji Tanpa Smartcard Tak Akan Bisa Akses Arafah, Muzdalifah, dan Mina
Terkini
Lihat Semua