Danau yang luas di Riau itu terkenal dihuni banyak buaya. Karenanya tidak ada satupun seorang warga yang menyambut sayembara tersebut.
“Biyuuur,” tiba-tiba seorang pria beranak dua tercebur di tepi danau. Segera setelah itu buaya-buaya danau di sekitarnya mulai mendekat. Pria tersebut panik dan pucat. Ia lantas berusaha kembali naik ke darat dengan tergopoh-gopoh.
Sesuai janji, konglomerat ini menyerahkan hadiah kepada pria tersebut. “Kok Anda berani sekali padahal buaya-buaya di sini sangat ganas?”
“Saya sendiri tidak berani. Saya tidak sengaja. Tetapi saat duduk-duduk saya didorong oleh orang di belakang saya hingga tercebur,” kata pria tersebut menunjuk orang yang di belakangnya.
Di belakang pria itu berdiri seorang perempuan yang tidak lain adalah istrinya.
Cerita ini dituturkan oleh KH D Zawawi Imron di NU Online, Jakarta, 31 Januari 2017. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
5
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Hikmah Hijrah Nabi Muhammad kanggo Generasi Milenial lan Z
Terkini
Lihat Semua