Humor

Humor Gus Dur: Melawan Intervensi Soeharto

Sen, 4 Januari 2021 | 04:30 WIB

Humor Gus Dur: Melawan Intervensi Soeharto

Ilustrasi humor Gus Dur. (Ilustrasi: NU Online)

Pemandangan umum paling menarik di Muktamar Cipasung, Tasikmalaya ialah Muktamirin terpecah akibat intervensi luar. Isu yang beredar, Gus Dur tak akan dipilih lagi karena ‘tidak boleh’ oleh Pak Harto.


Akan tetapi Sebagian Muktamirin ingin tetap mempertahankan Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU.


Satu per satu pengurus cabang dan wilayah menyampaikan pidato. Sejak acara dimulai pukul 21.00 WIB, Gus Dur langsung tertidur lelap. Menjelang subuh, pemandangan umum selesai. Gus Dur dibangunkan.

 


Tanpa ini dan itu, Gus Dur langsung menjawab semua permasalahan dengan rinci sekali. Lalu Ketua sidang bertanya kepada Muktamirin terkait laporan pertanggungjawaban PBNU masa khidmah 1989-1994, semua Muktamirin menerima. Tanpa interupsi tambahan, juga tanpa catatan keberatan.


Kalangan wartawan yang kontra dengan Gus Dur dan mem-framing dukungan terhadap rezim Soeharto tak lagi berani menulis pendapat Kadisospol Jabar atau Kadisospol ABRI yang keterangan-keterangannya memojokkan Gus Dur.

 


Setelah resmi terpilih kembali menjadi Ketua Umum PBNU masa khidmah 1994-1999 dan dilantik oleh Rais Aam KH Ilyas Ruhiyat, Gus Dur mengadakan jumpa pers.


Para wartawan mencoba bertanya, apa kita memenangkan pertarungan kursi Ketua Umum PBNU yang semula alot dan diperkirakan Gus Dur tersingkir, tetapi menjadi tampak mudah.


“Tanya saja Muktamirin. Gitu aja kok repot!” jawab Gus Dur singkat. Itulah Gus Dur, selalu bisa menjadikan persoalan dan pertanyaan rumit menjadi enteng diselesaikan. (Fathoni)

 

Sumber: buku "Gus Dur Menertawakan NU" (2010)