Aru Lego Triono
Kontributor
Dua orang santri dipanggil kiai pengasuh pesantren untuk segera menghadap di penangkaran lebah madu yang berlokasi di belakang asrama. Penangkaran tersebut cukup luas, sekitar 1000 meter persegi.
Per tiga bulan sekali, pihak pesantren memanen madu hasil dari lebah yang dipelihara. Hasil panen tersebut tentu saja untuk kemandirian ekonomi pesantren.
Kedua santri itu, sebut saja Mamat dan Abdul, kemudian bergegas ke lokasi karena diminta untuk segera menghadap kiai. Mereka tidak tahu perihal apa yang membuatnya dipanggil.
Namun mereka tak lupa untuk mengenakan masker dan mencuci tangan terlebih dulu sebelum hendak melangkah. Tujuannya agar menjaga sang kiai dari penularan virus Covid-19.
“Ya ampun ini lebah banyak banget sih,” kata Mamat seraya terus menghindar dari koloni lebah yang berputar di sekitar kepalanya. Begitu pun Abdul, meskipun tanpa suara sedikit pun.
“Sini mendekat. Alhamdulillah kita sudah panen,” kata pak kiai memanggil kedua santrinya untuk segera mendekat dan membantu untuk memanen madu.
Mamat dan Abdul ragu-ragu untuk melangkah. Sebab koloni lebah semakin banyak yang memutari kepala mereka berdua. “Sini nggak apa-apa. Cepat,” sergah pak kiai. Kedua santri senior itu lantas melangkah dengan cepat tapi gak takut.
“Kalian kenapa takut? Tenang saja,” kata pak kiai.
Bukannya menjawab, Mamat malah balik bertanya dengan kalimat yang sangat menggelitik. “Punten pak kiai, saya mau tanya, ini lebah berkerumun apa nggak takut dihukum karena melanggar protokol kesehatan Covid-19?”
“Hehe, satu-satunya kerumunan yang kebal hukum itu ya mereka ini, kerumunan lebah. Kalau kita kedapatan berkerumun, pasti akan ditindak. Sedangkan mereka tidak akan ditindak,” kata pak kiai sembari tertawa terbahak-bahak.
“Ayo kita panen madu,” ajak pak kiai. (Aru Elgete)
Terpopuler
1
Pengikut NU Melonjak, Gus Yahya Imbau Pengurus Pahami Karakteristik Nahdliyin Masa Kini
2
Gus Yahya Tunjuk Erick Thohir Jadi Ketua Lakpesdam PBNU
3
Najwa Shihab Kritik Format Debat Capres-Cawapres: KPU Harus Lebih Independen dan Substansial
4
Gus Yahya Ungkap Kebiasaan Menghitung Secara Statistik Jadi Penyebab Dehumanisasi
5
Khutbah Jumat: Merawat Bumi dengan Menanam Pohon
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Dakwah Kanthi Tata Cara kang Wicaksana
Terkini
Lihat Semua