Patoni
Penulis
Alkisah pada awal 2000-an terjadi kerusuhan yang mengakibatkan sejumlah keluarga dari kelompok Madura pulang ke kampung halamannya. Ada sebuah keluarga yang terpisah, istri dan anak sudah sampai di Madura tetapi ternyata suaminya belum.
Sang istri terus menangis karena suaminya belum sampai di kampung halaman bersama keluarga. Dia khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap suaminya.
Sang istri ditemani anaknya sekuat tenaga mendapat kabar suaminya. Sampai-sampai ia harus ke kota terdekat untuk menggunakan warung telepon (wartel).
Akhirnya, dia berhasil terhubung dengan sang suami. Dia mendengar suara sang suami sembari menangis sesenggukan via telepon.
Obrolan selesai, petugas wartel menyodorkan bukti kertas (struk) menunjukkan bahwa si perempuan telah menghabiskan waktu 19 menit.
“Ini bu struknya, total menelpon ibu selama 19 menit,” kata petugas wartel.
“Kok jadi lama, saya nelpon hanya 2 menit,” sergah si perempuan dengan logat khas Maduranya.
“Itu bukti struknya, bu,” ujar petugas.
“Saya nelpon cuma 2 menit, sisanya nangis,” seloroh si perempuan. (Fathoni)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
3
Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal
4
Asap sebagai Tanda Kiamat dalam Hadits: Apakah Maksudnya Nuklir?
5
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
6
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
Terkini
Lihat Semua