Persoalan fiqih kerap menjadi perbincangan hangat oleh kalangan umat Islam. Apalagi akhir-akhir ini semangat belajar agama membuncah.
Pada suatu sore dalam keadaan santai, dua orang santri yang sedang bertanggung jawab menjadi Lurah Pondok, Didin dan Lukman duduk-duduk di bawah pohon akasia dalam kompleks pesantren.
Mereka sedang membincang praktik shalat, ibadah pokok yang perlu diajarkan sejak dini, terutama dalam dunia pendidikan.
Namun, tidak mau terlalu serius, Lukman iseng-iseng justru ingin mengetas Didin. Dia bertanya tentang jumlah tahiyat dalam shalat maghrib.
“Din, sekarang saya mau tanya, ada berapa jumlah tahiyat dalam shalat maghrib?” tanya Lukman.
“Kamu serius tanya soal itu ke saya?” kata Didin.
“Duarius, Din,” tegas Lukman.
“Pastilah ada dua tahiyat, di rakaat kedua dan rakaat ketiga,” jelas Didin pede.
“Salah, Din. Yang benar ada empat tahiyat,” kata Lukman.
“Kok bisa? Ajaran fiqih dari mana itu?” sangkal Didin.
“Iya ada empat tahiyat. Itu terjadi ketika ada makmum masbuk yang ikut saat imam sedang dalam posisi membaca tahiyat pertama,” jawab Lukman. (Fathoni)
Terpopuler
1
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
2
Kesejahteraan Guru Terancam, Kemendikdasmen Hanya Dapat 7% dari Rp757 Triliun Anggaran Pendidikan
3
DPR Ketok Palu, BP Haji Kini Sah Jadi Kementerian
4
Penerapan Sumpah dan Bukti di Pengadilan Islam: Studi Qasamah dalam Kasus Pembunuhan
5
Khutbah Bahasa Jawa: Bungaha kelawan Rahmat Paling Agung — Kanjeng Nabi Muhammad saw
6
Khilaf dan Kurang Cermat, PBNU Minta Maaf Telah Undang Peter Berkowitz
Terkini
Lihat Semua