Keisengan selalu muncul di waktu senggang. Pengasuh pesantren Gedongan Cirebon KH Mukhlas yang sudah sepuh itu hadir dalam pelantikan pengurus baru pelajar NU Cirebon. Acara pelantikan belum juga selesai. Padahal melantik tidak perlu makan waktu lama. Yang penting kan aksinya.
<>
Dari sinilah keisengan muncul. Ia duduk di salah satu ruang di kantor PCNU Cirebon dikelilingi 3 santri. Entah berapa batang rokok berubah menjadi abu di tangannya.
Lalu seseorang datang menyapa mereka. Usai cium tangan, yang datang menawarkan kopi atau teh manis kepada sang kiai. Yang ditawarin menjawab sambil senyum, “Kula puasa (Saya puasa).” Yang menawarkan dan yang mendengar tahu kiai sedang tidak berpuasa. Ia lalu pamit menghilang entah ke mana.
Mereka lalu meneruskan perbincangan. Sambil mencabut sebatang rokok, Kiai meminta 3 santri di sekitarnya menjawab, “Kalian tahu kenapa rokok membatalkan puasa?”
Mereka kaget menerima pertanyaan tak terduga. Salah seorang dari mereka mencoba menjawab sekenanya. Sementara lainnya meraba-raba ke mana maksud pertanyaan sang kiai.
“Udut membatalaken puasa ya asape metu maning (Rokok membatalkan puasa karena asapnya keluar lagi). Lamun bli metu, ya wis bli pa pa (Coba kalau nggak keluar, ya puasanya tidak batal),” kata Kiai Mukhlas yang sebentar serius sebentar gurau itu.
Mendengar jawaban itu, keheningan ruangan pecah oleh derai tawa mereka. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua