Ini adalah cerita dari seorang sahabat ketika di pesantren dulu. Al-Kisah ada salah seorang penganut Wahabi bertamu kepada salah seorang kiai yang bertujuan ingin mempermasalahkan amalan warga nahdiyyin tentang menggerakan kepala saat membaca kalimat thayyibah (laa ilaa ha illallah).<>
Si Wahabi berargumen bahwa amalan tersebut tidak diajarkan oleh Nabi saw.
Singkat cerita, kiai menyuguhkan secangkir kopi tanpa diaduk untuk tamu Wahabi tersebut.
“Monggo diunjuk (diminum),” kiai mempersilakan.
Jawab Wahabi, “Na’am Ustadz.”
Saat Wahabi menyeruput kopi, tiba-tiba ia berhenti. Ia berkata, “Afwan Ustadz, kok rasa kopinya pahit ya!”
“Oh ia tadi saya sengaja tidak mengaduknya,” jawab Kiai.
Tanya wahabi, “Loh kenapa Ustadz?”
“Ya itu jawaban untuk sampean yang mempermasalahkan membaca kalimat thayyibah (laa ilaaha illallah) dengan menggerakan kepala, sama dengan kopi tadi, jika tidak diaduk ya rasanya pahit,” kata kiai sambil tersenyum.
Tamu Wahabi diam dan tidak lama langsung pamit pulang. (Ahmad Rosyidi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pahala Surga bagi Orang yang Bisa Menahan Amarah
2
Aturan Baru dan Tips agar Jamaah Bisa Masuk Pelataran Ka'bah Masjidil Haram
3
Khutbah Jumat: Membangun Bangsa yang Berdaya Saing dengan Ilmu Pengetahuan
4
Refleksi Hari Pendidikan dalam Kitab Adabul Alim wal Mutaallim Karya KH Hasyim Asy'ari
5
Shalat Dhuha secara Berjamaah, Apakah Mendapat Pahala?
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Pentinge Pendidikan Agama ing Keluarga
Terkini
Lihat Semua