Humor

Merindukan 'Teroris'

NU Online  ·  Rabu, 14 Maret 2018 | 04:01 WIB

Salah satu pesantren di Kota Solo, Jawa Tengah saat itu tengah mendapat kunjungan dari pihak Direktorat Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.

Ratusan santri kelas aliyah (atas) yang mengikuti diskusi bersama BNPT itu terlihat khusyu menyimak pemaparan tentang pencegahan terorisme.

Di tengah asyik menyimak penjelasan narasumber, ujug-ujug (tiba-tiba) santri Sunda asal Garut bernama Mulyana, dipanggil Yana, berkata kepada sejumlah teman santri di dekatnya:

“Saya punya teman akrab seperti yang lagi didiskusikan (teroris), tetapi entah kenapa saya tidak bisa membencinya, saya malah menyukainya,” ujar Yana dengan logat kental Sundanya.

“Maksud sampean?” tanya Suntoro, santri asal pedalaman Pacitan.

“Saya malah selalu ingat wajahnya dan tiap pulang ke kampung, saya selalu berkunjung ke rumahnya,” kata Yana bikin teman-temannya makin penasaran.

“Apa kamu tidak takut terpengaruh oleh keyakinan dia?” timpal Rohim, santri asal Rajabasa Lampung.

“Sama sekali tidak, karena Teh (Bibi) Roris, perempuan yang selalu saya rindu senyuman manisnya,” jawab Yana ngakak.

Mendengar banyolan itu, sontak teman-teman santri yang ada di dekatnya ngeplakin si Yana dengan peci masing-masing. (Ahmad)