Saat layat ke almarhum Kang Moeslim Abdurrahman, Sabtu 7 Juli, di Jatibening-Bekasi, saya teringat sebuah obrolan dengannya, pada bulan Puasa 2008.
<>“Kang, saudara kandungku non Muslim semua,” kata kang Moeslim pada saya.
“Terus? Apa agama saudara kandung Sampean, Kang?” saya bereaksi.
“Yo Islamlah. Ah, Sampean iki wong NU kok ra iso diajak guyon (Sampean ini orang NU kok gak bisa diajak bercanda),” kata Kang Moeslim kalem.
Beberapa saat saya sadar, Kang Moeslim mengajak saya bercanda. Dia sebenarnya ingin berkata, hanya di di keluarganya yang diberi nama Moeslim, saudara-saudaranya tidak. Lalu kami tertawa bersama.
Di Muhammadiyah, Kang Moeslim sosok langka. Ia menjadi teman dekat orang-orang NU, Gus Dur, Kang Said, Kang Masdar F Masudi, dan sebagianya.
Persinggungannya dengan antropologi, membuat Kang Moeslim mencintai tradisi yang tidak lazim di kalangan Muhammadiyah. Gus Dur pernah cerita, “Kang Moeslim itu aneh, masa orang Muhammadiyah suka silat dan jimat?” Selamat jalan, Kang Moeslim... (Hamzah Sahal)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua