Washington, NU Online
Koalisi gabungan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis meluncurkan rudal ke wilayah Suriah, Sabtu (14/4) pagi. Mereka menganggap bahwa serangannya tersebut adalah untuk melumpuhkan program senjata kimia yang dimiliki Suriah.
Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis meluncurkan 105 buah rudal dalam satu malam sebagai balasan atas dugaan serangan gas beracun -oleh pemerintah Suriah- pekan lalu. Serangan rudal ini menyasar tiga fasilitas senjata kimia, termasuk pusat penelitian dan pengembangan di distrik Barzeh Damaskus dan dua instalasi dekat Homs seperti dilaporkan Reuters, Ahad (15/4).
Tiga negara Barat tersebut mengatakan bahwa serangan rudal itu hanya untuk melumpuhkan senjata kimia Suriah, tidak bertujuan menjatuhkan Assad atau campur tangan dalam perang saudara. Namun demikian, serangan rudal ini merupakan intervensi terbesar negara-negara Barat terhadap Suriah dan sekutunya.
Sementara itu, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuding, serangan udara yang dilancarkan gabungan pemerintah Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis adalah sebuah kriminal.
“Serangan pagi ini di Suriah adalah kejahatan,” kata Khamenei dalam cuitan di Twitternya.
Bahkan, Khamenei menganggap Donald Trump (Presiden Amerika Serikat), Theresa May (Perdana Menteri Inggris), dan Emmanuel Macron (Presiden Perancis) sebagai penjahat.
Ia menuduh, perlakuan negara-negara Barat terhadap Suriah tidak jauh beda dengan perlakuan mereka kepada Irak dan Afghanistan beberapa tahun sebelumnya, yakni sama-sama tindakan kriminal.
“Sama seperti ketika mereka (negara-negara Barat tersebut) berada di Irak & Afghanistan, selama beberapa tahun terakhir, melakukan tindakan kriminal yang sama,” lanjutnya. (Red: Muchlishon)